TERAS7.COM – Belakangan ini Kabupaten Barito Kuala (Batola) diselimuti kabut asap akibat terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kendati demikian, Dinas Pendidikan (Disdik) setempat masih belum memutuskan untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Hal itu diungkapkan Sumarji, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala di ruang kerjanya, Rabu (4/10/2023).
Menurut Sumarji, pertimbangan itu, dikarenakan agar pembelajaran anak didik bisa berjalan tuntas dengan pertemuan tatap muka.
Dikatakannya, metode pembelajaran dengan penyampaian materi secara online memiliki perbandingan yang sangat jauh dengan pembelajaran tatap muka.
“Saya ingin anak didik belajar tidak hanya mendengar dan melihat, tetapi dengan melibatkan peran aktif anak didik dalam pembelajaran. Intinya belajar WFH ini kami pertimbangkan,” timpalnya.
Sumarji menambahkan, konsep surat PJJ sudah dibuat, serta sudah dikonsultasikan rencana PJJ dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Batola.
“Jika memang PJJ akan diterapkan, guru-guru wajib datang ke sekolah, meski anak didik melakukan pembelajaran dengan WFH,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sumarji juga membeberkan perihal Karhutla yang terjadi di Kecamatan Jejangkit. Ia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan Koordinator Wilayah Pendidikan setempat.
“Koorwil mengaku kabut asap sudah berkurang. Pembelajaran Jarak Jauh di Kecamatan Jejangkit masih kami pertimbangkan, apakah sekolahnya ditutup dan anak didik belajar WFH juga masih melihat hari besok,” ujarnya.
Sementara itu, untuk rehabilitasi SDN Bahandang 1 yang mengalami musibah kebakaran akibat Karhutla belum lama ini, Sumarji sudah menyampaikan usulan perbaikan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Batola.
“Tahun ini ada rehab ruang kelas SDN Bahandang 1, serta membangun toilet sekolah. Untuk pembangunan ruang kelas baru, masih diusulkan dana bencana kepada BPBD Kabupaten Batola, kami berharap terbangun ruang kelas baru di SDN Bahandang 1 tahun depan,” pungkasnya.