TERAS7.COM – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan Menggelar Konferensi Meja Bundar (KMB) Banua Berkemajuan di Ruang Rapat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Selatan pada Sabtu (19/9).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh hikmah, politik dan kebijakan publik DPD IMM Kalsel ini sendiri merupakan diskusi berseri yang pertama kali dilaksanakan dengan mengangkat tema “Risalah Mahasiswa Muhammadiyah Meneropong Masa Depan Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi Banua”.
Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik, Laili Masruri mengungkapkan kegiatan ini terlaksana dengan tujuan sebagai upaya IMM selaku organisasi kemahasiswaan dalam memberikan masukan kemajuan untuk perjalanan bangsa.
“Dalam diskusi ini, kita berbicara tentang bagaimana merumuskan masa depan Kalimantan Selatan dengan tiga fokus kami yaitu Kesehatan, Pendidikan, dan Ekonomi tentunya secara umum masyarakat sudah mengetahui bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi telah ratusan tahun berfokus dan memberikan sumbangsih kemajuan di tiga elemen tersebut,” jelasnya.
Laili menambahkan kegiatan diskusi ini menggunakan konsep gabungan yakni menggunakan offline dan online.
“Pada pelaksanaannya kami menggabungkan dua cara yakni tatap muka yang hanya dihadiri pembicara, penanggap dan beberapa panitia dengan protokol kesehatan yang ketat selain itu juga dapat diikuti para peserta melalui sambungan zoom meeting dan instagram,” tambahnya.
Sementara itu Ketua Umum DPD IMM Kalimantan Selatan ,Ahmad Zaini dalam pengantar diskusi mengatakan bbukan tanpa alasan agenda semacam ini dilakakan , apalagi di tengah tengah kondisi Pandemi Covid 19 hari ini.
“Dalam beberapa waktu kedepan dimana akan dilaksanakan Pilkada termasuk di Kalimantan Selatan ditangah Pandemi apakah momentum Pesta Demokrasi ini akan meyakinkan atau sebaliknya akan menjadi Petaka, sehingga wajib kiranya DPD IMM Kalimantan Selatan hadir untuk memberikan Politik Moral terutama tiga unsur besar isu kebangsaan yang di angkat adalah Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi” ujarnya.
Adapun pembicara pada kegiatan ini merupakan para ahli di bidangnya seperti Guru Besar Pendidikan Karakter Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof. Dr. H. Sarbaini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Selatan dr. M. Rudiansyah, dan Guru Besar Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri.
Guru Besar Pendidikan Karakter Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin Prof. Dr. H. Sarbaini mengatakan perlunya Muhammadiyah mempersiapkan Sumber daya manusia yang unggul di era kekinian.
“Muhammadiyah termasuk didalamnya organisasi otonom sudah saatnya menyiapkan SDM yang unggul untuk menghadapi tantangan zaman yang ada agar kiranya mampu bersaing, terkhusus yang sedang diamanahi sebagai pengelola Amal Usaha Muhammadiyah misalnya bidang pendidikan agar ikut menyesuaikan pembelajaran di Era 4.0,” terangnya.
Prof. Sarbaini berpesan kepada Kader IMM Se-Kalimantan Sellatan Maupun Angkatan muda lainnya agar fokus menggeluti bidang ilmu.
“Hendaknya kader IMM maupun organisasi otonom lainnya harus fokus terhadap bidang yang digeluti agar nantinya menjadi ahli dan menguasai secara betul dari situlah nantinya bermunculan ide-ide kreatif yang mampu membawa kebaikan pada banua pada umumnya maupun Muhammadiyah pada khususnya,” tambahnya,
Sementara itu Guru Besar ilmu Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Prof. Dr. Ahmad Alim Bachri mengatakan bahwa secara data Covid 19 berakibat terhadap pertumbuhan ekonomi yang mines tidak hanya di Kalsel namun secara nasional.
“Pasar tenaga menurun, perputaran ekonomi masyarakat menurun drastis, sektor perhotelan merosot tajam akibat menurunnya perjalanan transportasi. Untuk itu pemerintah daerah perlu merumuskan stimulus yang berarti untuk menjawab tantangan ini. Selain itu juga pemerintah harus menggenjot pemasukan daerah dari sektor lain selain Sektor daya alam yang akan ada masanya habis, salah satunya adalah agar Pemerintah daerah meningkatkan konsentrasi Kalimantan Selatan menjadi pusat Agribisnis di Indonesia,” ucap alumni IMM ini.
Selain menghadirkan para pembicara KMB Banua berkemajuan juga memberikan kesempatan pada perwakilan Angkatan Muda Muhammadiyah tingkat wilayah yakni PW Pemuda Muhammadiyah, PW Nasyiatul ‘Aisyiyah, PW IPM dan DPD IMM Kalimantan Selatan sebagai penanggap pada diskusi tersebut.
Konferensi Meja Bundar (KMB) Banua Berkemajuan sendiri menghasilkan risalah yang terbagi dalam 3 bidang, yaitu :
BIDANG PENDIDIKAN
1. Dalam situasi kebangsaan di tengah Pandemi Covid 19 saat ini. maka seluruh sendi – sendi Kehidupan harus siap dan mampu beradaptasi dalam Suasana baru, termasuk dalam hal Pendidikan sehingga keberpihakan Pemerintah BANUA dalam dunia Pendidikan saat ini sangat dinanti agar pelaksanaan model pendidikan di tengah Pandemi #Covid 19 ini tetap mendapatkan target Pendidikan yang diharapkan oleh peserta dan pendidik, karena di BANUA masih banyak ditemukan sebaran fasilitas pelaksaan Sekolah daring masih tidak merata tertama Jaringan Internet, keterbatasan kepemilikan Gawai, serta kemampuan membeli KUOTA Internet.
2. Pelaksaan Study From Home yang saat ini mau tidak mau harus dilakukan maka sebagai bentuk keberpihakan Pemerintah terhadap masyarakat, bagaimana keamanan data akun dapat terjaga dengan aman. Sangat mengkhawatirkan jika data masyarkat ini digunakan dalam upaya penjualan data.
3. Ditengah Pandemi Covid 19 banyak Sekolah – sekolah yang mengalami masalah financial sehingga operasional Sekolah menjadi terganggu. Perlu kiranya Pemerintah mengkaji ulang sebaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA), hal ini berkaitan dengan klasifikasi Sekolah penerima. Jangan sampai seolah – seolah Penerima manfaat Bantuan Operasional Sekolah hanya kepada Sekolah yang sudah mapan saja.
BIDANG KESEHATAN
1. Menjadi catatan besar pelaksaan Pilkada 2020 adalah jangan sampai suasana ini menjadi kluster baru dalam menyumbang kasus covid 19, hal ini dikarenakan effect jika kandidat nantinya melakukan pertemuan tatap muka yang memang di atur dalam PKPU No. 10 tahun 2020 tentang pertemuan terbatas serta pertemuan tatap muka dan dialog. Hal ini harus menjadi tanggungjawab secara moral masig-masing Tim Kampanye agar pelaksaan Pilkada ini menjadi TIDAK PENYEBARAN DAN PEMBUNUHAN MASSAL kepada masyarakat.
2. Tidak ada yang bisa dilakukan saat ini selain menyadarkan diri bahwa kita berada pada kondisi yang benar-benar perlu kerjasama satu sama lain dalam menekan laju penyebaran covid 19 baik itu Pemerintah, Tenaga Kesehatan, serta masyarakat secara umum. Kesadaran penggunan Masker di tempat umum merupakan critical point untuk saling menjaga satu sama lain.
3. Terkait izin pengumpulan massa yang saat ini sudah mulai di longgarkan baik itu pelaksaan resepsi perkawinan, Mall, Pasar, dan laiin sebagainya maka perlu juga untuk duduk bersama bagaimana Sekolah Tatap muka unuk dapat dilakukan dalam tingkatan tertentu semisal tingkatan Menengah ke Atas dengan tentu mengajak berkomunikasi rekan-rekan dokter dan insan kesehatan yang lain agar Pendidikan yang menjadi masa depan anak bangsa berjalan dengan maksimal.
BIDANG EKONOMI
1. Pulau Kalimantan secara umum dan khususnya Kalimantan Selatan yang sampai hari ini di kenal sebagai Penghasil Sumber Daya alam berupa Batubara, Maka saatnya Pemerintah harus mampu merubah sumber income tersebut agar tidak terus ketergantungan. Fokus Pemerintah Kalimantan Selatan yang saat ini berupaya ke arah Pembanguan Agribinis agar terus ditingkatkan namun harus mengdepankan kebermanfaatan dan kesejahteraan bagi petani.
2. Kalimantan Selatan yang berfokus kepada pembangunan ekonomi Pertanian sehingga berdampak terhadap luas lahan yang digarap, namun kesejahteraan Petani Menurun. Hal yang kontradisi ini perlu menjadi Fokus Pemerintah Kalimantan Selatan untuk memberikan solusi dalam menyikapi hal tersebut.
3. Permasalahan terbesar Petani salah satunya adalah bisa melakukan panen namun tidak sebanding antara harga jual dan operasional pertanian sehingga cenderung merugi. Maka dari itu DPD IMM Kalimantan Selatan merekomendasikan untuk merubah pola subsidi yang hari ini dilakukan oleh Pemerintah. Jika selama ini Subsidi dan bantuan Pemerintah diberikan kepada petani berupa input semisal subsidi pupuk maka subsidi tersebut dirubah menjadi Output yaitu Pemeritah mensubsidi dengan membeli hasil Panen Petani dengan harga tinggi dan menjual kepada masyarakat dengan harga murah sehingga kebermanfaatan itu tidak hanya kepada petani tetapi juga kepada masyarkat secara luas dan ketergantungan terhadap import akan mampu ditekan karena masyarkat akan semakin percaya diri dalam menggarap pertanian karena ada jaminan tidak merugi dari masyarakat.