TERAS7.COM– Kain tenun merupakan khas kekayaan dari seni kain yang dimiliki Indonesia, disemua pulau di Indonesia memiliki ciri khas masing masing dalam membuat kain.
Seperti pengrajin kain tenun di Kecamatan Tanjung Isuy, Kabupaten Kutai Kartanegara, di rumah adat Lamin Batu Pura, terletak di pinggiran bantaran pedalaman sungai mahakam.
Dua pengrajin yang bekerja ini sedang menenun kain ulap yang dijadikan sebuah tas, dompet dan sebagainya.
Benang ini terbuat dari daun dari pohon gayu, yang ditenun rapat menjadi sebuah kain lewat tangan pengrajin daun bertanformasi menjadi kain ciri khas Kutai Kartanegara.
Seperti yang dikerjakan oleh Ibu damah (45) dan ibu vias (56) warga Tanjung Isuy dari kelompok Tunas Besar Batu Bura, yang menggelut kerajinan tenun khas Kutai Karta Negara atau dikenal oleh masyarakat sekitar kerajinan Ulap Doyo sejak mereka masih remaja.
“Dalam seminggu kami bisa menghasilkan 1,25 meter, ada yang bermotif ada yang polos,” ujar Damah sambil mengayunkan tangannya menenun, Senin (18/06).
Ia melanjutkan, untuk membuat tenun bermotif memang membutuhkan lebih lama dari tenun biasa, beberapa pola yang harus diperharikan agar motif terlihat rapi dan halus.
“Kadang tidak menentu juga, kadang dua minggu sekali atau juga sebulan sekali para pembeli datang membeli hasil dari tenun utuk dibuat tas, dompet dan sebagainya,”
Tidaklah mudah untuk membuat kain tenun khas dayak Kutau, selain membutuhkan waktu yang lama, pengrajin juga harus teliti untuk menghasilkan kain yang rapi.
“1 meter kami jual 200 ribu, kalau yang motif kami jual 500 ribu,” pungkas Damah