TERAS7.COM – Polda Kalimantan Selatan menggelar kegiatan Penyuluhan dan Edukasi Bahaya Narkoba secara virtual di Aula Bhayangkari Mathilda Batlayari Polda Kalsel, pada Rabu (07/10).
Kegiatan yang digelar Direktorat Resnarkoba Polda Kalsel secara virtual melalui Zoom Webinar ini dihadiri anggota TNI, Polri, organisasi dan masyarakat umum, dan disiarkan secara live di kanal youtube Humas Polda Kalsel.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Kapolda Kalsel, Irjen Pol Nico Afinta SIK SH MH, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Siti Khalimah, dan Public Figure yang juga selaku Duta Anti Narkoba, Olivia Zalianty, serta dipandu oleh moderator kenamaan Choky Sitohang.
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Nico Afinta SIK SH MH mengatakan bahwa dari data United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), pengguna narkoba sudah tercatat mencapai 275 juta jiwa, atau 5,6 persen dari populasi penduduk dunia, yang mana rentang pemakainya berumur 10-64 tahun.
Kemudian di Indonesia dia menjelaskan data dari milik BNN bahwa sebanyak 3,6 juta penduduk Indonesia merupakan pengguna narkoba, dan untuk di wilayah Kalsel berkisar 59 ribu atau 1,4 persen dari jumlah penduduk wilayah tersebut merupakan pemakai narkoba.
Gambaran statistik data tersebut menurutnya harus menjadi kewaspadaan bilamana mereka sedang ada disekeliling kita, dan pihaknya menyampaikan memiliki 4 strategi untuk melawan penyebaran narkoba.
“Yaitu yang pertama strategi preventif melalui program pencegahan, pemberantasan, dan peredaran gelap narkoba, yang kedua yaitu uratif melalui upaya memberikan pengobatan secara medis, ketiga rehabilitatif upaya memulihkan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pengguna narkoba yang telah menjalani program uratif, dan yang keempat represif atau penegakkan hukum untuk memberantas para pelaku atau bandar,” ujarnya.
Kemudian, narasumber yang juga Duta Anti Narkoba, Olivia Zalianty memaparkan bahwa narkoba merupakan faktor utama yang membuat generasi muda itu lemah dan hancur, menurutnya narkoba ini kejahatan dunia, dan narkoba tidak bisa diberantas, tetapi dia mengatakan bahwa semua pihak masih bisa berupaya dengan menekan pertumbuhan narkoba ketitik paling rendah
“Narkoba ini kejahatan dunia, karena yang dirusak itu generasinya, manusianya, dan otakknya yang mana kerusakan ini bisa menyebabkan kerusakan otak sementara serta permanen,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Siti Khalimah mengatakan dari data yang dijelaskan bahwa permasalahan ini sangat meperihatinkan, dan dia mengajak seluruh kalangan masyarakat untuk bersama-sama saling menjaga, mengingatkan serta menguatkan agar tidak terjerumus kedalam ruang lingkup barang haram tersebut.
“Sebenarnya ini sangat memperihatinkan dan kita harus terus bersama-sama saling menjaga dan mengingatkan supaya tidak terus bertambah dan sebisa mungkin turun sampai seminimal mungkin, walaupun penggoda selalu datang terus, tetapi bagaimana kita saling mensupoort dan menguatkan supaya generasi muda kita kuat dalam menghadapi godaan tersebut,” ujarnya.
Kemudian, dr Siti Khalimah juga mengatakan mengapa narkoba atau napza ini tidak hilangkan, karena menurutnya barang ini juga memiliki fungsi di dalam dunia medis untuk pengobatan dalam kondisi tertentu.
“Napza ini dibutuhkan dalam medis seperti dalam operasi dibutuhkan analgetik untuk anti rasa sakit, pengidap kanker stadium lanjut yang merasakan nyeri luar biasa diberikan opiat, kondisi batuk berat diberikan codein, metadona, bupherenofina, kemudian pasien gangguan jiwa juga diberikan pengobatan dengan menggunakan psikotropika, dan untuk alkohol digunakan sebagai disinfeksi,” ujarnya.
Dia juga menjelaskan mengapa permasalahan narkoba hingga sekarang masih ada, dikarenakan adanya hukum supply and demand, atau ada yang memasok dan ada yang membutuhkan, apabila satu mata rantai ini diputus, maka yang terjadi adalah supply banyak tetapi tidak ada yang membutuhkan, dan hal tersebut nantinya bisa membuat
permasalahan narkoba terhenti.
“Apabila satu mata rantai ini kita putus, yang terjadi ialah ada supply banyak tetapi tidak ada yang membutuhkan maka ini akan berhenti,” pungkasnya.
Menurutnya juga dengan promosi atau penyuluhan seperti ini, serta meningkatkan upaya deteksi dini dilingkungan rumah, sekolah dan tempat kerja merupakan pencegahan narkoba yang bisa dilakukan.