TERAS7.COM – Sektor pariwisata dan budaya adalah sektor yang paling terdampak akibat pandemi Covid-19. Dampak itu tentu berlaku pula di Kabupaten yang berjuluk Bumi Ije Jela ini.
Alhasil, tak bisa dipungkiri, ada banyak even-even pariwisata, kesenian dan budaya yang terpaksa harus dihentikan entah sampai kapan.
Akibatnya pelaku-pelaku seni pun terpaksa harus kehilangan pekerjaannya, karena tak lagi mendapat tawaran manggung.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Kabupaten Barito Kuala (Batola) Gusti Ruspandi.
“Jadi memang untuk kegiatan pariwisata dan budaya paling rentan dengan adanya pandemi Covid-19 ini. Tapi kami dari Disporbudpar tidak tinggal diam begitu saja,” tuturnya, kepada teras7.com, belum lama ini.
Untuk itu ke depannya, ungkap Ruspandi, pihaknya berencana mengadakan pergelaran seni musik dengan cara virtual.
“Jadi kita coba cari terobosan baru untuk membantu para seniman agar ada kegiatan,” ucapnya.
Kendati digelar dengan cara virtual, lanjut Ruspandi, terobosan baru yang dilakukannya bisa membangkitkan semangat seniman di Kabupaten Batola.
“Semoga bisa menopang kesejahteraan mereka di musim pandemi Covid-19 begini,” timpalnya.
Pada kesempatan yang sama, orang nomor satu di jajaran Disporbudpar Batola ini juga menanggapi mengenai sektor pariwisata dan budaya, yang mau tidak mau, akhirnya juga akan masuk ke dalam Adaptasi Kebiasaan Baru.
Seperti diketahui, saat ini tempat wisata religius Kubah Datu Abdussamad di Marabahan, sudah mulai buka, dengan melaksanakan protokol kesehatan bagi masyarakat yang berziarah.
“Mengenai pariwisata ziarah religius, walaupun sudah dibuka, tapi masih terbatas untuk umum,” kata Ruspandi.
Ia juga menambahkan, saat ini tempat-tempat wisata lainnya, di Kabupaten Batola masih ditutup.
“Sebab kita di Batola masih zona merah. Walaupun kita pakai protokol kesehatan, kayaknya masih rentan untuk dibuka,” pungkasnya.