TERAS7.COM – Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Nurkhalis Anshari kembali melangsungkan reses di penghujung tahun 2023 ini. Kali ini digelar di Komplek Griya Meranti Asri 2, Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara, pada Jumat (24/11/2023) malam.
Nurkhalis menyebut, pada resesnya kali ini dihadiri oleh sedikitnya 5 RT yang berada di sekitar Komplek Griya Meranti Asri 2 tersebut.
Untuk aspirasi yang disampaikan warga Komplek Griya Meranti Asri 2 pada reses ini, menurutnya isu utama masih meliputi permasalahan drainase.
“Kembali masalah drainase yang disampaikan warga. Tahun ini ada drainase yang dibangun di RT 05, tapi menimbulkan masalah di RT 02,” ujarnya Khalis.
Melihat permasalahan drainase yang kerap muncul dari aspirasi warga, menurut Khalis sebaiknya pembangunan drainase harus terintegrasi antar tiap RT, sehingga tidak menimbulkan dampak baru.
Maka itu, Khalis mengusulkan agar adanya kajian menyeluruh dari Pemerintah Kota Banjarbaru melalui instansi terkait untuk bisa menyelesaikan persoalan drainase di tengah masyarakat.
Sehingga Khalis menekankan adanya kajian menyeluruh dari pemerintah, agar anggaran yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah bisa lebih tepat sasaran.
“Harus lebih spesifik kajian dari dinas terkait, agar anggaran untuk menyelesaikan masalah tepat sasaran. Karena jika membangun tapi membuat masalah ditempat lain, sama saja membuang-buang anggaran,” tekannya.
Kemudian, ia juga akan meminta Pemerintah Kota Banjarbaru untuk memperjelas soal buangan akhir dari setiap pembangunan drainase.
Bukan tanpa alasan, sebab dikatakan Khalis, buangan akhir dari drainase yang ada di lokasi resesnya kali ini berada di daerah tetangga, yakni Kabupaten Banjar.
“Warga disana komplen, karena buangan air disini (di Banjarbaru -red) menyebabkan warga disana (Kabupaten Banjar -red) terdampak,” ungkapnya.
Selain drainase, Khalis mentuturkan, dalam resesnya kali ini, banyak warga juga mengeluhkan soal fasilitas umum (fasum) yang “mati suri”.
Padahal menurutnya, jika suatu permukiman memiliki fasum yang layak, maka akan menjadi wadah representatif bagi para warga untuk berkumpul.
Karena menurut Khalis, dengan memiliki fasum yang representatif, maka secara otomatis akan menghidupkan gairah sosial masyarakat di suatu permukiman.
“Jika komplek memiki fasum yang bermanfaat, maka menjadi tempat representatif bagi warga untuk berkumpul, bermain, berolahraga dan aktivitas lainnya, yang menghidupkan sosial masyarakat,” tuturnya.
Tak hanya itu, pada resesnya ini kata Khalis, masyarakat yang notabenenya mayoritas pekerja, mengeluhkan terkait keamanaan di kompleknya tersebut.
Dimana kata Khalis, sebagian warga kerap mengalami kejahatan seperti pencurian, yang mana terjadi di waktu siang hari.
Maka itu, ia nantinya mengupayakan pemasangan CCTV di komplek tersebut guna mengawasi tindak kejahatan yang kerap terjadi di komplek tersebut.