TERAS7.COM – Pergerakan harga cabai mengalami peningkatan daripada biasanya, lantaran banjir yang melanda hampir seluruh wilayah Kalimantan Selatan mengakibatkan lahan pertanian warga terendam.
Seperti yang disampaikan oleh Fitriadi, pedagang cabai di Pasar Bautung Banjarbaru, yang mengaku kalau sekarang harga cabai rawit ditempatnya mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
“Naik mas, sekarang sudah Rp 110 ribu per kilonya, kalau dulu paling diangka Rp 70 ribu perkilonya,” ujarnya kepada Teras7.com. Kamis (28/01).
Fitriadi sendiri membenarkan bahwa kenaikan harga cabai rawit ini dikarenakan banjir yang merendam lahan pertanian, sehingga mengakibatkan gagal panen.
Cabai rawit yang dijual oleh Fitriadi sendiri merupakan cabai rawit dari daerah Riam Kanan, karena hanya daerah tersebut yang berhasil panen.
“Ini (Cabai Rawit) dari Riam Kanan, soalnya di daerah lain terendam mas, dari Pengaron misalnya, itu tidak bisa panen,” ungkapnya.
Kalau, untuk komoditi sejenisnya seperti Cabai Merah malah mengalami penurunan, yang semula mencapai Rp 80 ribu perkilo, turun menjadi Rp 60 ribu perkilo.
Kemudian, untuk pembeli sendiri tidak mengalami penurunan, karena cabai rawit menurut Fitriadi merupakan kebutuhan pokok yang paling dicari oleh masyarakat.
“Sama saja yang beli, tidak ada penurunan, cabe inikan salah satu bahan pokok yang paling diperlukan mas, jadi orang ya beli saja,” tuturnya.
Sementara itu, Neni salah seorang ibu-ibu yang membeli cabai rawit mengaku bahwa dirinya terkejut setelah mendengar kenaikan harga tersebut.
“Terkejut lah, mahal sekali harganya, tapi namanya perlu ya beli saja, belinya ya sedikit-sedikit juga jadi tidak berpengaruh bagi saya,” tandas Neni.