TERAS7.COM – Permasalahan bencana alam banjir beberapa tahun belakangan ini, tampaknya menjadi momok bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) setempat, pada tahun ini sedang membuat masterplan penanganan banjir.
“Tahun ini kita sudah melelang masterplan banjir, jadi seluruh kawasan di Kota Banjarbaru itu akan direncanakan titik mana saja yang kira-kira berpotensi terdampak banjir,” ujar Kabid SDA Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Subrianto. Kamis (06/04/2023).
Subrianto melanjutkan, saat ini masterplan penanganan banjir di Kota Banjarbaru masih tahap konsultasi, dengan anggaran yang dikucurkan sebesar Rp 3 miliar.
Dalam masterplan itu, ia mengatakan, akan terdapat perencanaan terhadap penanganan di titik-titik yang berpotensi banjir di Kota Banjarbaru.
Namun, untuk detail perencanaan kemungkinan akan bisa dilakukan tahun 2024 mendatang, setelah mendapatkan hasil konsultasi masterplan penanganan banjir.
“Tahun depan baru kita akan coba membuat detailnya setiap kawasan-kawasan yang potensi terhadap banjir, untuk tahun ini, kita baru melelang, kemungkinan akhir tahun nanti baru bisa mendapatkan hasilnya,” bebernya.
Untuk daerah berpotensi banjir di Kota Banjarbaru, Subrianto menyebut sedikitnya ada 30 titik yang berpotensi banjir, namun menurutnya tidak menutup kemungkinan akan bertambah atau berkurang setelah hasil kajian konsultan terkait masterplan pengananan banjir tersebut.
“Inventaris kami ada 30 titik potensi banjir, jadi nanti akan kita sampaikan ke konsultan agar mengkaji titik itu tadi, dan tidak menutup kemungkinan ada penambahan ataupun pengurangan titik banjir,” sebutnya.
Dari 30 titik potensi banjir itu, Subri mengatakan, Cempaka dan Kemuning tidak bisa dipungkiri menjadi wilayah yang paling potensial terdampak banjir di Kota Banjarbaru.
“Cempaka ini sudah tidak bisa kita pungkiri, setiap ada kejadian hujan, walau intensitasnya tidak terlalu deras dan lama, pasti akan terdampak, sedangkan Kemuning ini dimensinya sudah tidak bisa dilebarkan lagi, hanya bisa dinormalisasi saja, jadi kapasitasnya sudah seperti itu, apabila debit air memucak akan meluber,” tutupnya.
Adapun dalam perencaan detail masterplan penanganan banjir ini, nantinya tidak hanya akan dilakukan Dinas PUPR Banjarbaru saja, melainkan akan meliibatkan camat, lurah, dan masyarakat terdampak.