TERAS7.COM – Pertumbuhan penduduk Kota Banjarbaru yang semakin meningkat juga berdampak pada bertambahnya usaha ekonomi dan perdagangan Kaki Liman (PKL) yang memadati seluruh bagian pusat kota, banyak diantaranya pedagang makanan.
Tempat usaha yang menjual makanan di kota Banjarbaru juga beragama, menyesuaikan dengan kultur masyarakat yang tidak hanya berpenduduk suku banjar, namun juga beberapa suku lainnya seperti jawa, sunda, Madura, bugis, batak dan lain-lain, mulai dari restoran, cafe, rumah makan hingga PKL.
Namun, pertumbuhan para pengusaha makanan cepat saji ini juga berdampak pada keruskan lingkungan, yang mana untuk pembungan limbah air sabun bekas cucian dan sisa makanan dibuang ke gorong-gorong atau dreinase hingga mengeluarkan bau tak sedap, mengalir ke aliran sungai dan mengakibatkan pencemaran.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pada Jum’at (04/01) kepada teras7.com Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru menyampaikan, akan merencanakan pengelolaan pembuangan limbah tempat usaha makanan cepat saji, dengan cara melakukan penyedotan limbah pada gorong-gorong dan dreinase yang terdampak, serta menyediakan armada menjemput limbah sampah dari rumah makan atau tempat makan PKL yang ada di kota Banjarbaru agar tidak lagi membuang sisa makannnya ke dreinase.
“Ini kita lakukan sebagai upaya awal untuk meminimalisir pencemaran sungai yang ada di kota banjarbaru, karena salah satu penyebab dari pencemaran air sungai itu bersumber dari rumah makan atau PKL yang menjual makan cepat saji, membuang limbahnya ke dreinase,” ujar Sirajoni, Kepala DLH Kota Banjarbaru yang baru Dilantik pada 31 Desember 2018 Kemaren.
Rencana tersebut terlebih dahulu akan dirapatkan, karena, Sirajoni menjelaskan, untuk penerapannya akan dilakukan sosialisasi kepada para pedagang, serta akan ada tarif retribusi yang wajib dibayar oleh pedagang untuk biaya operasional armada, “yang jelas tidak sampai memberatkan bagi para pedagang kecil,” ucapnya.
Mantan Kepala Bagian Umum Pemerintah Kota Banjarbaru ini juga mengatakan, upaya tersebut merupakan satu langkah konkrit dari DLH untuk mewujudkan Kota Banjarbaru yang bersih dari limbah serta lingkungan hidup yang lestarai.
“Mewujudkan Kota yang bersih memang tidak mudah, tetapi kita akan perlahan melakukan pembenahan, pengelolan, penerapan serta strategi untuk bagaimana antar pemerintah dan masyarakat bisa bersama-sama menjaga kebersihan kota dan sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam, terutama kebersihan air sungai,” terangnya.