TERAS7.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) memberikan opsi kebijakan kurikulum untuk pemulihan pembelajaran, salah satunya melalui Kurikulum Prototipe yang merupakan lanjutan dari Kurikulum Masa Khusus Pandemi Covid-19.
Hal ini karena kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pandemi ini mengharuskan adanya penyesuaian strategi untuk mengatasi kehilangan pembelajaran.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru, Muhammad Aswan melalui Kepala Bidang Pembinaan SD, Edy Yuana Pribadi mengatakan, kurikulum prototipe merupakan salah satu opsi dari empat kurikulum di masa pandemi.
“Jadi di masa pandemi ini ada 4 pilihan kurikulum yakni, kurikulum 2013, darurat, mandiri, dan prototipe,” ujarnya.
Lanjut Edy, kurikulum prototipe saat ini hanya dikhususkan untuk sekolah yang berlabel penggerak, dan untuk Banjarbaru, sedikitnya ada 4 sekolah yang menerapkan kurikulum pemulihan tersebut.
“Kalau kurikulum prototipe ini khusus untuk sekolah penggerak dulu, dan untuk du banjarbaru ada 4 SD pengerak menggunakan prototipe,” terangnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, secara umum kurikulum prototipe lebih sederhana jika dibanding kurikulum lainnya, dan bertujuan untuk meningkatkan wawasan dari peserta didik.
“Secara umum kalau dibandingkan dengan kurikulum biasa, untuk kurikulum prototype lebih sederhana, serta bisa meningkatkan wawasan peserta didik, dan ini hubungannya nanti dengan soal-soal yang High Order Thinking atau soal dengan kemampuan nalar tinggi,” jelasnya.
Adapun saat ini, kurikulum prototipe masih tahap pengembangan, kemungkinan menurut Edy, di tahun 2024 baru akan diimplementasikan ke semua sekolah.