TERAS7.COM –Seperti yang kita ketahui, mendulang merupakan aktivitas turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Cempaka sebagai bentuk mata pencaharian mereka.
Aktivitas mendulang, dimana para pendulang harus menggali lubang dengan kedalaman kurang lebih 10 meter, kemudian material akan naik melalui selang yang mengalir ke sebuah kasbuk (kotak).
Dikatakan oleh Agus, salah seorang pendulang, limbah dari aktivitas mendulang intan ternyata juga menghasilkan bagi para pendulang.
Dimana limbah yang berupa pasir tersebut juga dapat dijual sebagai penambah penghasilan mereka dalam sehari-hari.
“Pembeli biasa langsung datang kesini, satu buah truk biasa bermuatan empat kubik,” ucapnya.
Ia menambahkan, pasir tersebut nantinya dijual dengan harga Rp. 25.000/kubik, dalam sehari pasir yang dihasilkan kurang lebih 20 kubik. Dan apabila aktivitas mendulang berlangsung, pasir pasti dihasilkan.
Sama halnya dengan intan, sistem persentasi pembagian dari hasil penjualan pasir tersebut, 15% untuk pemilik lahan, kemudian sisa dari 15% tersebut dibagi menjadi dua bagian. Dimana satu bagian untuk pemilik mesin, kemudian satu bagian lagi untuk beberapa orang anggota.
Diceritakannya, aktivitas tersebut kadang terkendala oleh air yang ada.
“Bila musim hujan kada kawa begawian, banjir lokasi. Tapi bila karing banyu, kada kawa jua begawi,” terangnya.