Indoensia – Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA)
TERAS7.COM – Siapa yang tidak ingin jalan-jalan atau bahkan tinggal di negara Sakura Jepang, negara yang memiliki empat musim dalam 1 tahun.
Kali ini Mahasiswi asal bumi Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan yang mengikuti Indoensia – Jepang Economic Partnership Agreement (IJEPA) berhasil mengabulkan cita-citanya untuk tinggal dan bahkan bekerja di Jepang.
Nui, panggilan akrab mahasiswi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) yang sedang menikmati tinggal di negeri Matahari Terbit, sebutan lain dari Jepang.
Perawat muda asal Banua yang memiliki nama panjang Nurul Barirah, kini sudah dua bulan lebih tinggal di Jepang, tepatnya di Metrolopis Tokyo. Hal itu disampaikannya kepada teras7.com, saat live instagram, dimana saat ini di Jepang sedang musim salju.
“Saya sudah dua bulan lebih di sini (di Jepang),” ujarnya, Sabtu (30/01) malam.
Nui mengatakan saat ini dia sedang menjalani pelatihan bahasa Jepang serta pelatihan lainnya, sebelum resmi menjadi pekerja.
“Sekarang kami sedang mengikuti pelatihan, salah satunya pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan, sebelum masuk bekerja,” katanya yang sedang berada di tempat tinggalnya bersama teman-teman yang lain asal Indonesia.
Ia menjelaskan, keberadaan dirinya di Jepang saat ini adalah bagian program IJEPA angkatan ke-13 tahun 2020, dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Nui ikut pendaftaran IJEPA, yang mana juga diikuti oleh belasan mahasiswa lainnya asal banua, namun setelah melalui seleksi ia salah satu yang lolos untuk diberangkatkan ke Jepang.
“Jadi kita di sini itu lewat IJEPA, kerjasama antar negara. Jepang membutuhkan tenaga kerja dari beberapa negara termasuk Indonesia, nah saya disini bersama teman-teman asal Indonesia akan menjadi pekerja, kurang lebih 3 setengah tahun sampai 4 setengah tahun,” jelasnya.
Ada lebih dari 300 peserta IJEPA asal Indonesia
Sebanyak 300 lebih peserta IJEPA asal Indonesia yang kini berada di Jepang, dimana dari mereka akan memiliki tempat bekerja di sana.
Nui yang akan menjadi seorang perawat di rumah sakit wilayah Okayama Jepang melanjutkan, untuk tempat tinggal nantinya mereka akan ditempatkan sesuai dengan tempat mereka bekerja.
“Untuk tempat kita nanti ada proses, kita memilih tempat dan juga tempat yang memilih kita, jadi sama-sama mau gitu ,” terangnya.
Diketahui prefektur Okayama adalah salah satu ibu kota Prefektur Jepang yang terletak dibagian barat pulau Honshu di wilayah Chugoku.
Saat ditanya berapa ia akan menerima gaji perbulanya bekerja sebagai perawat di Jepang, Nui menjawab, ia akan menerima gaji mulai 149 Yen ke atas atau sama dengan 20 juta lebih setiap bulannya.
“Kalau gaji itu mulai 149 yen keatas, sebagian mungkin juga di tempat bekerja ada bonus ,” ucap pemilik akun instagram @nrl.brrh .
Sedangkan untuk beradaptasi di Jepang menurutnya tidak begitu sulit, sebab seperti makanan sehari-hari tidak jauh beda dengan di Indonesia.
Setiap harinya di Jepang nasi juga menjadi makanan utama dengan lauknya ayam dan juga ikan.
“Tapi kalau pakasam (Makanan khas Banjar) tidak ada disini,” terang candaan Nui, saat ditanya tentang makanan di Jepang.
Selama bekerja di Jepang nanti, Nui tidak bisa memastikan apakah dalam tahun ini ia dapat pulang ke Indonesia, karena masih belum mengetahui kapan waktu cuti tempat bekerjanya nanti.