TERAS7.COM – Dinas Pertanahan dan Lingkungan Hidup (DPLH) Kabupaten Balangan dan mitra kerjanya, Balangan Cool Grup terus tingkatkan Program Kampung Iklim (Proklim) dengan melakukan pembinaan secara terus menerus.
Kali ini, sebanyak 15 desa yang terkumpul dalam Proklim di bawah naungan DPLH Balangan dan Balangan Cool Grup melakukan studi banding terkait Proklim, lebih khusus tentang pengelolaaan persampahan.
Bertempat di Banjarbaru, studi banding itu berlangsung dari tanggal 25 sampai 27 September dengan agenda di dua tempat berbeda.
Di tempat pertama para peserta mengenal dan mempelajari bagaimana pengelolaan sampah di Bank Sampah Induk Sekumpul.
Mulai dari pengambilan, penyortiran, sampai pengolahan sampah. Dan dari Bank Sampah ini, para peserta juga dapat memanfaatkan bahan tak terpakai (sampah) menjadi barang yang bernilai Rupiah.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan, Dessy Reyhanie menjelaskan, penting bagi setiap desa yang ikut Proklim membekali wawasan sebagai dasar menjalankan program di desanya masing-masing.
“Untuk mengembangkan wawasan, perlu adanya pembelajaran dari orang yang sudah sukses. Itulah tujuan studi banding ini, agar masyarakat bisa menerapkan ilmu yang di dapat setelah pulang ke desanya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Balida, Sahridin mengaku perlu adanya ilmu persampahan, mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap barang yang sudah tidak digunakan lagi.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk bagaimana cara pengelolaan sampah. Harapannya setelah ini, apa yang di dapat di sini dapat di terapkan di kampung, dan berguna bagi masyarakat. Serta kesadaran masyarakat tentang sampah, selama ini, sampah hanya dijadikan dan dianggap barang yang tidak berguna, serta dibuang sembarangan,” paparnya.
Selanjutnya, di tempat studi banding yang kedua, yakni Kampung Iklim Landasan Ulin Banjarbaru lebih tepatnya di Kelurahan Landasan Ulin Timur.
Di Kelurahan Landasan Ulin Timur itu, para peserta mempelajari mengenai pembudidayaan ternak, mulai dari unggas sampai dengan perikanan.
Tak hanya mempelajari budidaya ikan, di sana peserta juga mempelajari bagaimana mengelola kawasan agar lingkungan tersebut terasa nyaman terhadap siklus perubahan iklim dan dapat menjadikan ladang usaha pagi warga sekitar.
Pihak Pelaksana Program CSR Balangan Cool Grup, Heriyansyah Rusli berharap dengan adanya kegiatan studi banding ini, para peserta dapat mengambil ilmu untuk dibawa pulang ke kampung masing-masing untuk diterapkan.
“Dengan adanya pengayaan wawasan, desa yang hari ini berhadir dapat bergerak dan mempunyai keterampilan dalam mengelola potensi lingkungan semakin baik lagi,” pungkasnya.