TERAS7.COM – Setiba masuk musim hujan, kota puisi kembali pentas, Rainy Day sebagai symbol pertunjukan berlaga disebuah bangunan penuh cerita tentang 50 tahun kota Idaman bertutur, Jum’at (29/11).
Berada di tengah kota, terdapat panggung berukuran sedang, diciptakan sebagai saksi untuk setiap kata dan bait puisi dari para pelaku sastra, di bagian dalam luarnya bangunan, berbentuk ‘L’ sepakat menyebutnya Mess L. dari para pujangga yang menjadikan hujan sebagai pelampiasan kegelisahan.
Ketua Pelaksana Radius Andanias menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja baik pemerintah, panitia maupun pelaku seni lainnya, hingga acara ini bisa terselenggara.
Kegiatan ini menurutnya merupakan kegiatan milik semua yang diwadahi oleh panitia, untuk siapapun yang melantunkan berpuisi dan kesenian lainnya.
“kegiatan ini bukan milik saya, kegiatan ini adalah milik kita bersama, milik kita yang diturunkan hujan,” katanya.
Ia juga berterimakasih Rainy day Literary Festival 2019, bisa dihadiri para sastrawan lokal dan nusantara, hingga bahkan sastrawan dari negara luar seperti Thailand, Korea dan Malaysia di Kota Banjarbaru.
“Kami ucapkan terimakasih kepada para sastrawan yang hadir disini, baik sastrawan lokal, sastrawan dari pulau bali dan juga pulau jawa, bahkan sastrawan dari Thailand, korea dan Malaysia, selamat datang di Kota Banjarbaru,” tuturnya.
Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani didampingi Wakil Walikota Banjarbaru Darmawan Jaya Setiawan, dengan kata bersambut hujan, secara resmi ia bernaung bersama para sastrawan, membuka Rainy Day Literary Festival 2019.
“Sebelumnya kita telah membedah sebuah buku 50 tahun kota sastra Banjarbaru, yang mana sebelum berdirinya kota idaman ini sastra lebih dulu hidup dan ikut serta memajukan Banjarbaru, hingga pada saat ini,” ujar Nadjmi yang disaksikan puluhan sastrawan.
Dalam kesempatannya, ia menyampaikan kepada halayak yang berhadir, bahwa ia berkeinginan menjadikan Banjarbaru sebagai kota Sastra, karena sejalan dengan beberapa event tahunan yang menjadikan Banjarbaru sebagai kota pentas kesenian, khususnya dibidang sastra puisi.
“Maka saya mengajak semua yang hadir disini untuk bersama-sama kita gaungkan bahwa Banjarbaru adalah Kota Sastar, karena kegiatan ini, sudah berjalan dan terlaksana dengan baik hingga tahun ke tiga ini tingkat Internasional, serta tadarus puisi yang juga setiap tahun kita laksanakan,” ucapnya.
Dipenghujung sambutan ia kembali menegaskan, bahwa Rainy Day akan terus dilaksankan setiap tahun, bahkan sampai seribu tahun lagi.
“Festival ini kita harapkan bisa terus bertahan disetiap hujan, baik sepuluh tahun, seratus tahun hingga seribu tahun lagi,”tutupnya.