TERAS7.COM – Pemenuhan kebutuhan obat-obatan dalam pelayanan kesehatan pada masyarakat sudah menjadi kebutuhan penting bagi pemerintah, akan tetapi ada beberapa kasus dimana ada fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas yang tidak kebagian stok obat akibat kelangkaan obat sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri memiliki program khusus yang diluncurkan pada tahun 2016 untuk mengatasi kendala dalam pengadaan obat dengan sistem pengadaan yang terencana, salah satunya dengan cara mengembangkan sistem pemantauan dan evaluasi pengadaan farmasi secara elektronik di suatu fasilitas kesehatan mulai dari perencanaan sampai evaluasi pengadaan obat.
Pengelolaan pengadaan kebutuhan farmasi ini harus dikelola secara efektif karena menjadi komponen terbesar dalam pengeluaran fasilitas kesehatan yang mencapai 40-50 persen, sehingga harus di bangun sistem manajemen logistik alat kesehatan, obat dan vaksin yang lebih tertata guna memenuhi kebutuhan farmasi secara tepat waktu baik dalam jumlah dan kualitas hingga mencapai target ketersediaan obat dan vaksin yang mencapai 90 persen di Puskesmas.
Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kesehatan sendiri tidak ketinggalan mengikuti jejak pemerintah pusat dengan meluncurkan inovasi pengelolaan bidang farmasi melalui teknologi informasi, yaitu dengan meluncurkan Sistem Informasi Manajemen Obat dan Logistik Perbekalan Kesehatan (SI MOLEK) di UPT. Instalasi Farmasi Banjar, Gg Astoria belakang Bapelkes Banjarbaru pada selasa pagi (19/2).
Peluncuran Si Molek sendiri dihadiri langsung Bupati Banjar, H Khalilurrahman, didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, Ikhwansyah dan Kepala UPT Instalasi Farmasi Kabupaten Banjar, Arief Rachman.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Ikhwansyah, Si Molek merupakan inovasi yang dilakukan jajarannya untuk memenuhi kebutuhan farmasi di Kabupaten Banjar menggunakan teknologi informasi.
“Dengan adanya Si Molek ini, kita dapat melihat bagaimana ketersediaan obat di puskesmas, dengan begitu kita bisa mengawasi proses perencanaan kebutuhan obat-obatan dan cepat pula melakukan evaluasi. Tanpa menggunakan sistem yang ribet seperti surat menyurat, hanya cukup memakai sms kita bisa memenuhi kebutuhan obat-obatan yang diperlukan oleh seluruh Puskesmas di Kabupaten Banjar dengan cepat apabila terjadi kekosongan logistik obat,” ujar Ikhwansyah.
Ikhwansyah pun juga menyampaikan rencana untuk memindahkan lokasi UPT. Instalasi Farmasi Kabupaten Banjar ini, karena lokasinya sekarang berada di di luar Kabupaten Banjar.
“Rencananya tahun ini akan kita pindahkan lokasinya ke Kabupaten Banjar, rencananya ada di kawasan Jalan Albasia Martapura,” ujarnya
Bupati Banjar, H Khalilurrahman pun memberikan apresiasi kepada jajaran UPT Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang telah bekerja keras untuk menciptakan aplikasi berbasis sistem informasi untuk manajemen obat dan logistik perbekalan kesehatan.
“Wilayah Kabupaten Banjar yang sangat luas serta jarak yang cukup jauh, jadi perlu ada inovasi untuk meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan, semoga dengan hadirnya Si Molek pada hari ini akan memberikan informasi secara cepat serta mempermudah pelayanan pemerintah dalam melayani permintaan obat dan perbekalan kesehatan,” ujarnya.
Selain menghadiri peluncuran aplikasi Si Molek, Bupati Banjar juga mengecek secara langsung stok obat-obatan di Gudang UPT. Instalasi Farmasi Kabupaten Banjar didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dan Kepala UPT. Instalasi Farmasi Kabupaten Banjar.