TERAS7.COM – Beberapa pekan terakhir, harga sejumlah beras yang ada di Kabupaten Tabalong mengalami kenaikan. Kenaikan beras ini pun berdampak pada penurunan penjualan beras di sebagian pedagang.
Sejak dua pekan lalu, harga beberapa jenis beras di Pasar Tanjung mengalami kenaikan.
Seperti beras lokal Si Hirang yang awalnya dijual seharga Rp 45 ribu per gantang (takaran beras), kini naik menjadi Rp 50 ribu per gantangnya.
Beras Premium Mayor yang awalnya dijual seharga Rp 55 ribu per gantang, kini naik menjadi Rp 60 ribu per gantangnya.
Per 1 September lalu, beras Bulog SPHP kemasan 5 kilogram menyusul naik, dari harga Rp 50.000 menjadi Rp 57.500 per karungnya.
Kenaikan harga beras diperkirakan disebabkan akibat adanya gagal panen di sejumlah wilayah, sehingga pasokan beras yang datang ke Kabupaten Tabalong lebih sedikit dibandingkan biasanya.
Kenaikan harga beras ini pun dirasakan dampaknya oleh Isar, salah seorang pedagang beras yang ada di Pasar Tanjung.
Dia mengaku, naiknya harga beras membuat penjualannya sedikit menurun dibandingkan dengan hari biasanya.
“Rata-rata mengeluh ai orang, naik terus jer naik terus. Jadi biasanya lah kalau orang biasanya ambil 3 kaya jenis SPHP itu paling lagi dua, jadi jauh jua penjualannya turun kan,” ujar Isar, pedagang beras Pasar Tanjung.
Sementara itu, berbeda dengan Isar, salah satu pedagang beras lain di Pasar Tanjung, yaitu Inal mengatakan, meski banyak keluhan yang didapat dari para pembeli, namun penjualan beras tetap terjual seperti biasanya.
“Tatap ai (tetap saja -red) orang nukar (beli -red) soalnya beras ini kebutuhan orang yang penting, artinya itu kada kawa kada, urang pasti nukar (mau tidak mau orang pasti beli -red)” kata Inal, pedagang beras Pasar Tanjung.
Sementara itu, untuk jenis beras lokal premium seperti Unus Mutiara, Unus Lantik, maupun Unus Dukuh, belum ada kenaikan.
Namun, para pedagang mengkhawatirkan kenaikan sejumlah jenis beras akan berdampak pada naiknya harga jenis beras lainnya.