TERAS7.COM – Minat masyarakat untuk bekerja keluar negeri yang sangat besar, disebabkan karena iming-iming gaji yang cukup tinggi dan banyak yang tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi.
Namun sangat disayangkan banyak pula para Pekerja Migran Indonesia yang tersandung permasalahan hukum setelah bekerja di luar negeri.
Atas dasar hal tersebut, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kota Banjarbaru menggelar sosialisasi peningkatan kesadaran hukum bagi calon Pekerja Migran Indonesia bersama Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar di Mahligai Sultan Adam, Martapura pada Rabu (12/6).
Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjar, Nur Gita Tyas Saidi Mansyur mengungkapkan Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang warganya cukup banyak bekerja ke luar negeri.
“Mayoritas dari mereka adalah kaum ibu yang jenis pekerjaannya sebagai pengasuh anak atau pembantu rumah tangga. Yang menjadi perhatian kita adalah fakta bahwa warga Kabupaten Banjar yang berangkat bekerja ke luar negeri terutama Arab Saudi, beberapa diantaranya berangkat secara ilegal atau non prosuderal,” katanya.
Dengan sosialisasi ini Gita Tyas berharap para Kader PKK dapat bisa memahami dan mempelajari tentang aturan-aturan Imigrasi yang sesuai dengan undang-undang agar dapat memberikan edukasi dan informasi secara benar, jelas dan akurat kepada masyarakat untuk tidak berangkat ke luar negeri secara ilegal.
Demikian pula dengan Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Banjarbaru, Isti Iriani yang mengungkapkan tujuan sosialisasi ini agar dapat menekan jumlah keberangkatan Pekerja Migran Indonesia non-prosuderal.
“Pelibatan Kader PKK Kabupaten Banjar sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2017 berupa penandatangan MoU. Hal itu dilakukan karena kebanyakan calon Pekerja Migran adalah perempuan yang bekerja sebagai pengasuh anak atau pembantu rumah tangga,” tuturnya.
Kerjasama yang dilakukan BP3TKI Banjarbaru dengan Kader PKK Kabupaten Banjar untuk menekan jumlah Pekerja Migran Indonesia dengan pendekatan khusus.
“Kami berharap agar Kader PKK dapat memberikan sosialisasi langsung kepada warga Kabupaten Banjar yang tertarik bekerja di luar negeri. Karena banyak Pekerja Migran merupakan perempuan, maka pendekatan antar perempuan dengan perempuan yang harus dilakukan agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan,” jelas Isti Iriani.