TERAS7.COM – Warga Guntung Manggis datangi kantor DPRD kota Banjarbaru, tanyakan tindak lanjut penutupan ternak babi ilegal yang meresahkan lingkungan.
Belasan warga Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin, Selasa (04/03), mendatangi kantor DPRD kota Banjarbaru.
Kedatangan Meraka pun disambut langsung oleh komisi 3 DPRD kota Banjarbaru, perihal menanyakan kejelasan tindak lanjut rencana penutupan peternakan babi ilegal di kawasan Pondok Pesantren Yasin Banjarbaru.
Usai pertemuan tersebut, Takyin Baskoro Ketua Komisi 3 DPRD kota Banjarbaru mengatakan, bahwa dari hasil pembicaraan dengan warga, berdasarkan rapat bersama SKPD terkait, pemilik peternakan babi meminta perpanjangan waktu hingga bulan April mendatang.
“Kita sudah sampaikan bahwa pemilik ternak babi meminta perpanjangan waktu hingga bulan April nanti, sementara mereka juga mencari tempat yang cocok dan tidak meresahkan warga,” ujarnya kepada sejumlah awak media di kantor DPRD kota Banjarbaru.
Ia menambahkan, pemilik peternakan babi sebelumnya sudah dilayangkan surat peringatan hingga dua kali untuk menutup usahanya yang tidak mengantongi izin, hingga di sambangi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banjarbaru untuk menutup paksa, namun pemilik meminta perpanjangan waktu.
Di tempat terpisah, Riduan perwakilan warga Guntung Manggis mengatakan, sesuai perjanjian kemarin pemilik ternak babi berjanji akan menutupnya pantanghal 29 Februari 2020, namun hingga masih saja berjalan dan meresahkan warga setempat.
“Kita ke sini untuk meminta kejelasan saja, kapan ternak babi itu di tutup, janjinya kemarin tanggal 29, tapi sekarang sudah tanggal 3,” ujarnya yang berangkat bersama 14 wrga lainnya didampingi anggota TNI.
Ia mengakui, kalau peternak babi memang lebih awal berjalan jauh sebelum pondok pesantren dan perumahan dibangun, namun menurutnya, keberadan kandang babi serta aroma tidak sedap membuat masyarakat setempat resah.
“Memang benar kalau mereka lebih dulu sebelum dibangun perumahan di sana, tapi kita merasa terganggu dengan peternakan babi itu apa lagi dekat dengan lingkungan pondok pesantren,” ucapnya.
Riduan bersama warga lainnya hanya berharap agar kandang babi bisa pindah dari tempat permukiman warga, buka untuk berhenti.
“Kita hanya berharap ternak babi jangan di lingkungan kita, dimana itu tidak mengganggu aktifitas masyarakat,” tandasny