TERAS7.COM – Jajaran Komisi III DPRD Kota Banjarbaru meninjau kondisi tim relawan, baik dari BPBD Banjarbaru maupun swasta yang membantu penanganan di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pada Minggu (01/10/2023).
Peninjauan ini dipimpin oleh Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Emi Lasari didampingi Ririk Sumari, Nurkhalis Anshari, dan sejumlah anggota lainnya.
“Tujuan Komisi III ke lapangan karena kita mendengar informasi terkait keluhan kawan-kawan relawan di lapangan, sehingga kita cek ke lapangan di dua titik, yaitu di Pengayuan dan Guntung Damar Syamsudin Noor” ujar Emi.
Dari penijauannya ini, Emi menilai jika kondisi tim relawan yang berjibaku menangani karhutla dalam dua bulan terakhir ini sangat mengkhawatirkan, khususnya urusan keselamatan dan keamanan.
“Kita lihat di lapangan tadi yang masih sangat mengkhawatirkan itu adalah perlengkapan safety mereka, baik itu relawan, bahkan personil BPBD kita. Mereka tidak menggunakan wearpack, dan tidak menggunakan masker khusus,” ungkapnya.
Pun dengan infrastruktur penunjangnya kata Emi juga sangat kurang, seperti di Syamsudin Noor, para relawan hanya bermodalkan alkon penyedot air berukuran kecil yang daya sedotnya tidak maksimal dalam menangani karhutla.
Tak hanya itu, kata Emi, relawan swasta juga mengeluhkan terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dipergunakan untuk menangani karhutla.
Di sisi lain, Emi menilai, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berjibaku menangani karhtula itu terbilang masih sangat minim, jika dibandingkan dengan kejadian karhutla yang luar biasa.
“Seperti di Pengayuan tadi hanya satu tim relawan dengan titik api yang sudah sangat luar biasa. Itu kan tentunya juga tidak bisa memenuhi, apalagi mereka juga dengan perlengkapan seadanya,” ucap Emi.
Terlebih kata Emi, wilayah Pengayuan menjadi langganan bencana alam tiap tahunnya, baik karhutla maupun banjir, sehingga perlu perhatian serius pemerintah.
Emi menekankan, catatan-catatan penting terkait kondisi relawan karhutla ini nantinya akan disampaikan pihaknya kepada BPBD Banjarbaru untuk menjadi bahan evaluasi, khususnya dalam menghadapi kejadian serupa kedepannya.
“Banyak hal yang kita butuhkan, kita persiapkan untuk belajar dari peristiwa-peristiwa ini. Jadi kita perlu mengantisipasi, karena karhutla ini prediksinya sampai akhir tahun. Maka itu perlu kita kita evaluasi dan kemudian kita koordinasikan nanti dengan BPBD Banjarbaru, bagaimana wujud suporting yang bisa kita lakukan. Paling tidak saaat ini kita sudah mendengarkan bagaimana kendala-kendala di lapangan,” jelas Emi.
Kemudian, alasan Komisi III DPRD Banjarbaru meninjau Pengayuan dan Syamsudin Noor kata Emi adalah untuk melihat bagaimana pola penanganan di dua daerah perbatasan Kota Banjarbaru dengan Kabupaten tetangga tersebut.
“Karena tentunya titik-titik api itu kan juga ada di daerah perbatasan Tanah Laut, kemudian Kabupaten Banjar. Sehingga memang perlu koordinasi antar kabupaten yang perlu juga kita lakukan,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Ririk Sumari mengatakan, dalam tinjaun pihaknya ke lokasi karhutla ini juga dalam bentuk kepedulian terhadap para relawan.
Di mana kata Ririk, dalam tinjauan ini, Komisi III DPRD Banjarbaru turut memberikan bantuan berupa konsumsi dan dana untuk kebutuhan inventaris para relawan karhutla.
“Kita serahkan bantuan berupa makanan, minuman, dan sedikit dana untuk bisa dipergunakan untuk keperluan relawan. Jadi ini salah satu apresiasi Komisi III DPRD Banjarbaru kepada masyarakat (relawan -red) yang mau membantu pemadaman kebakaran lahan di wilayah kita,” tukas Ririk.