TERAS7.COM – Kabar gembira, tak lama lagi vaksin Covid-19 akan hadir di Indonesia, dimana Pemerintah Indonesia akan mulai menerima kiriman vaksin pada November 2020 mendatang.
Dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (13/10), sejumlah persiapan telah dilakukan, termasuk memilih fasilitas kesehatan untuk pemberian vaksin tersebut, bahkan Presiden Jokowi sudah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) nomor 99 tahun 2020 tentang pengadaan vaksin.
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan dalam Perpres tersebut, pemerintah telah mengatur siapa saja yang akan diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19.
“Mereka yang akan divaksin terlebih dahulu adalah garda terdepan dalam penanganan pandemi seperti tenaga kesehatan, TNI/Polri, aparat hukum dan pelayanan publik sebanyak 3,4 juta orang, sehingga dibutuhkan 6,9 juta dosis vaksin,” katanya.
Adapun kelompok masyarakat lain yang juga akan menerima vaksin adalah tokoh agama, tenaga pendidik, hingga BPJS penerima bantuan iuran (PBI) dan masyarakat kelompok usia 19-59 tahun.
“Kemudian masyarakat, tokoh agama, daerah, kecamatan, RT/RW 5,6 (juta orang), 11 juta. Tokoh pendidik, tenaga pendidik, mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi 4,3 juta (orang), aparatur sebesar 2,3 (juta) dan penerima BPJS bantuan iuran 86 (juta), subtotal 102 (juta) dan masyarakat yang usianya antara 19 sampai 59 (berjumlah) 57 juta, sehingga total 160 juta,” jelas Airlangga.
Menko Perekonomian RI ini menambahkan untuk tahun 2021 mendatang jumlah vaksin yang disiapkan sebanyak 270 juta dosis, sementara sisanya akan disiapkan pada tahun 2022.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksin tersebut, pemerintah melalui Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah bernegosiasi untuk pengadaan vaksin sekaligus melakukan pembayaran uang muka pembelian vaksin buatan Inggris AstraZeneca.
“Sekarang Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final dengan AstraZeneca dan kami menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan untuk itu diperlukan down payment (uang muka) sebesar 50 persen atau USD250 juta,” kata Airlangga.
Pemerintah juga telah melakukan finalisasi pengadaan 143 juta dosis vaksin dengan Sinovac yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (persero).
Kemudian, pihaknya juga telah memfinalisasi kerja sama pengadaan 15 juta vaksin dengan Sinopharm yang akan masuk di 2020, dan 50 juta vaksin yang akan masuk pada 2021, sedangkan Cansino itu direncanakan pada tahun 2021 sekitar 15 juta vaksin.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Banjar, dr. Diauddin mengatakan dengan adanya vaksin, setengah masalah bisa selesai.
“Berdasarkan janji dari Pemerintah Pusat, diperkirakan mulai Januari 2021 akan sudah mulai di distribusikan. Kalau vaksin ada kan sudah setengah permasalahan selesai,” katanya.
Vaksinisasi Covid-19 sendiri kata Diauddin tak berbeda dengan imunisasi yang rutin dilakukan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.
“Misalnya dengan adanya vaksin cacar api, penyakit yang dulu membuat banyak orang meninggal ini sudah tak ada lagi. Begitu pula dengan adanya vaksin polio yang dulu membuat banyak anak-anak lumpuh, sekarang sudah tidak ditemukan lagi. Jadi keberadaan vaksin merupakan jalan untuk melakukan penyembuhan,” sebutnya.
Diauddin juga meminta agar masyarakat tidak menolak jika di vaksinisasi nanti dan jangan mau termakan hoax yang muncul di masyarakat.
“Jangan takut di vaksin, karena vaksin yang akan diadakan nanti dijamin halal. Jangan juga percaya dengan hoax, karena memang keberadaan vaksin ini sangat dibutuhkan di seluruh dunia. Kalau ada yang ambil untung dari pandemi ini tidak masalah, karena setiap pembuat vaksin di negara maju berlomba-lomba untuk menjual vaksinnya. Bagi kita yang penting bagaimana terhindar dari penyakit Covid-19 ini dengan adanya vaksin. Karena ini jalan pamungkas kita kembali ke situasi normal,” terangnya.