TERAS7.COM – Sampai saat ini masih banyak para guru yang belum sejahtera, nampak sekali suatu keadaan ironis yang menyayat kalbu, padahal semua tahu peranan mereka sangatlah penting di negeri ini.
Misalnya di Kabupaten Banjar, tunjangan guru di daerah ini paling rendah jika dibandingkan daerah lain, besaran yang diterima per bulan pun hanya Rp 400 ribu per orang.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banjar, Zainal Arifin kepada awak media seusai kegiatan HUT Ke-76 PGRI di Stadion Demang Lehman, Indrasari Martapura. Kamis (25/11/2021).
“Saat ini punya kita (tunjangan guru) memang di bawah dari Kabupaten lain, kami tadi berharap ada kenaikan untuk tahun ini, dan tentunya dapat direalisasikan, karena saat ini untuk Kabupaten Banjar itu kurang lebih Rp 400 ribu sekian, kalau di daerah lain itu tunjangannya sudah jutaan,” ungkap Zainal.
Kenaikan tunjangan guru di Kabupaten Banjar terjadi terakhir kali pada tahun 2019 lalu sebesar Rp 20 ribu. Ini pun menurut Zainal terjadi setelah sebelumnya tidak pernah mengalami kenaikan selama lebih 10 tahun.
Di Kabupaten Banjar sendiri, semua jenjang guru mendapatkan tunjangan sama rata sebesar Rp 400 ribu. Tentu, menurutnya berbeda jika dibandingkan daerah lain yang memiliki perbedaan nominal disetiap jenjangnya.
“Guru-guru kita mengharapkan ada kenaikan lah seperti daerah-daerah lain. Untuk Kabupaten Banjar, saat ini memang terendah dari kabupaten lain,” ungkapnya.
Masih kata Zainal, tunjangan rendah yang didapati para guru di Kabupaten Banjar ini belum dipotong pajak sebesar 15 persen untuk golongan IV.
Terkait permasalahan ini, Zainal mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan ke Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar, dan meminta agar tunjangan guru disamakan dengan tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan.
“Karena disitu (Dinas Kesehatan) nama jabatan dan kelas jabatan sama, tapi tunjangannya beda, jadi kami (guru) minta disamakan,” ucapnya.
“Kalau disitu (Dinas Kesehatan) besarannya Rp 2,5 juta, dan kalau kami (guru) hanya ratusan ribu,” sambungnya.
Meski begitu, Zainal tidak berharap terlalu tinggi terhadap pemerintah, ia hanya meminta tunjangan yang diberikan nantinya cukup untuk transport ke sekolah dan mencukupi keperluan guru lainnya.
Sementara itu, Bupati Banjar, Saidi Mansyur mengatakan pihaknya sangat ingin sekali mengangkat kesejahteraan guru dengan menaikkan tunjangannya.
Namun, rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diterima dan pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat akibat pandemi Covid-19 menjadi faktor penyebab kenaikan tunjangan guru masih tak kunjung terealisasi.
“Jadi mungkin tahun depan mudah-mudahan mohon doa hajat para guru bisa dikabulkan, pandemi juga mudah-mudahan selesai dan kita bisa fokus dan anggaran juga kembali normal seperti semula, sehingga apapun yang menjadi keresahan maupun hajat para guru ini bisa kita realisasikan,” ujar Bupati.
Ia juga mengatakan, pihaknya akan bersama para stakeholder untuk mencari jalan tengah dalam memecahkan permasalahan kesejahteraan guru, khususnya di Kabupaten Banjar.
“Kami akan mencari win-win solution nya dulu dan tentu visi misi kami di dunia pendidikan ini sangatlah penting, bukan hanya untuk kesejahteraan mereka tetapi juga sarana prasarana lainnya,” pungkasnya.