Oleh: Muhammad Noor Fadillah
(Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)
Bulan Oktober yang lalu saya berkesempatan mengunjungi objek wisata Air Terjun Bajuin yang ada di Kabupaten Tanah Laut. Itu adalah pertama kalinya saya kesana. Kebetulan waktu itu saya sedang mengikuti sebuah acara yang dalam rangkaian kegiatannya bertempat di Air Terjun Bajuin. Saya dan rombongan menaiki bus dengan waktu tempuh kurang lebih 25 menit dari tempat penginapan kami di sekitaran Balairung Tuntung Pandang, Kota Pelaihari.
Kami pun sampai di lokasi. Namun masih belum mencapai air terjun. Dari tempat parkir, kami harus mendaki beberapa ratus meter lagi karena air terjunnya berada di atas sana. Pengunjung bisa mencapainya dengan berjalan kaki ataupun menaiki ojek yang tersedia di sana.
Saya memutuskan berjalan kaki saja agar bisa lebih menikmati perjalanan ke atas sana. Jalur yang ditempuh terbilang mudah meskipun harus menanjak. Bagi yang tidak terbiasa berjalan jauh mungkin akan kesulitan menaikinya.
Setelah beberapa menit berjalan akhirnya saya sampai di atas. Lumayan ngos-ngosan juga ternyata. Namun rasa capek itu hilang ketika hal pertama yang saya lihat dari ketinggian itu adalah bentang pepohonan dan perbukitan yang begitu indah. Terhampar dengan luasnya sejauh mata memandang. Udara begitu segar ditambah lagi sehabis hujan. Begitupun dengan air terjun yang begitu indah dengan gemericik airnya yang menenangkan. Semua orang yang ada di sana begitu menikmati alam.
Pengalaman itu mengajarkan saya bahwa kita semua pada dasarnya memang mencintai alam. Buktinya orang-orang rela menempuh jalan yang jauh, bersusah payah mendaki, dan berpeluh keringat hanya untuk bisa melihat keindahan alam. Di media sosial pun begitu banyak bertebaran foto dan video orang-orang yang sedang menikmati alam.
Namun mencintai saja tidak cukup. Jika kita mencintai alam maka sudah seharusnya kita juga menjaganya. Sama halnya ketika kita mencintai seseorang, maka tentu kita akan menjaganya, bukan?. Terlebih lagi di tengah mencuatnya isu pertambangan di Kalimantan yang berpotensi besar merusak lingkungan sekaligus melenyapkan keindahan alam. Di tingkat dunia, isu krisis iklim akibat kerusakan alam juga menjadi perbincangan serius. Hal ini sudah seharusnya membuat kita semakin sadar akan pentingnya menjaga alam tempat kita tinggal.
Menjaga alam bisa dilakukan dengan berbagai cara yang mudah. Kita bisa melakukannya sesederhana tidak membuang sampah sembarangan. Terutama di tempat wisata alam. Sangat keterlaluan jika setelah menikmati alam kita malah merusaknya dengan membuang sampah sembarangan.
Selain merusak alam, membuang sampah sembarangan juga merusak pemandangan. Apakah kita tidak jengkel jika melihat tempat wisata alam yang kita kunjungi penuh dengan sampah. Dampak buruknya bisa kita rasakan secara langsung, kan?
Himbauan untuk tidak membuang sampah sembarangan ini memang terdengar klise. Namun pada kenyataannya masih ada saja orang yang melanggarnya.
Media sosial yang kita punya juga bisa digunakan untuk menyelamatkan alam. Misalnya dengan menyuarakan penolakan terhadap segala aktivitas yang dapat berpotensi merusak lingkungan ataupun mengingatkan pemerintah agar lebih serius mengatasi kerusakan lingkungan. Karena pada level tertentu menjaga lingkungan tidak bisa hanya dilakukan oleh individu. Namun harus melibatkan kekuatan negara.
Rusaknya alam tentu merugikan kita semua. Tak ada lagi kesempatan untuk menikmati alam. Misalnya pantai yang dulunya indah kini menjadi penuh sampah. Siapa yang mau mengunjunginya jika demikian. Belum lagi matinya usaha warga lokal akibat tempat wisata yang jarang dikunjungi hingga potensi munculnya bencana alam.
Oleh karena itu menjaga alam sudah menjadi tanggungjawab bersama. Khususnya anak-anak muda yang suka berwisata alam, yuk saatnya kita berterima kasih kepada alam dengan cara menjaga semampu yang kita bisa.
Kalau anak-anak muda mengatakan ada hati yang harus dijaga, jangan lupa ada alam yang juga harus dijaga. ^_^