TERAS7.COM – Gelar Sarasehan Napak Tilas Adegipun Desa Ringinpitu diadakan oleh Pemerintah Desa Ringinpitu berlokasi di Balaidesa Ringinpitu, Sabtu (3/12/2022) pagi.
Kegiatan Sarasehan Napak Tilas Adegipun Desa Ringinpitu dihadiri oleh Kades Ringnpitu dokterandes Suwito, dokter M. Dwi Cahyono.,M.Hum, dosen Sejarah UNM, Agus Utomo.,SKep.NS abdi dalem Keraton Yogyakarta, Sekcam Kedungwaru Rakidi, Bayu dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Tulungagung, Dosen UIN 1, Wawan susetya budayawan, Tokoh masyarakat, sesepuh desa, Komari Pendamping desa, dari para penggiat sejarah dan Siswa- siswi SMA Katolik Tulungagung.
Bayu, mewakili kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang berhalangan hadir menerangkan Sejarah tentang babad desa Ringinpitu yang harus diluruskan dengan menghadirkan narasumber serta mendengarkan dari tokoh masyarakat dan sesepuh desa Ringinpitu.
“Kami mengucapkan rasa bangga kepada pemerintah desa Ringinpitu, karena tidak banyak desa di Tulungagung yang menggunakan anggaran dana desanya untuk kegiatan-kegiatan samacam ini mengenai kebudayaan, ini sangat luar biasa sekali,” ucap Bayu.
Jika boleh jujur, lanjutnya, ketika pihaknya mengimbau kepada kepala desa untuk menggunakan anggaran dana desa untuk kegiatan-kegiatan kebudayaan karena sudah ada permendesnya.
“Banyak jawabanya dari kepala desa ini dibuat BLT mas,” tambah Bayu.
Dia berharap, semoga dengan kegiatan di desa Ringinpitu ini akan menjadi percontohan desa-desa yang lain di Tulungagung.
“Karena kita mengingat ada satu UU no 5 tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan,” kata Bayu.
Undang undang ini, sebutnya, sudah dirintis sejak tahun 1985, dan baru dirilis tahun 2017. Sehingga sudah 32 tahun Negara Indonesia merumuskan kebudayaan dan di situ dijelaskan Kebudayaan merupakan Haluan Pembangunan Negara.
“Jadi tentang pembangunan negara ini, pemerintah sudah sadar bahwa membangun bangsa ini harus dilihat dari budayanya dulu, karena ketika budaya ini diolah atau budaya ini dibangkitkan maka kita akan mengetahui apa yang terjadi dan apa yang harus kita lakukan ke depan. Ketika kita mengetahui budaya-buadaya kita mengalami kehancuran, kita pasti akan ditinggalkan tapi ketika kita menemukan kebudayaan kebangkitan, kita akan bisa lakukan lagi di periode ke depan, siklus ini kita tidak bisa hentikan,” papar Bayu.
Ia juga menambahkan, harus patut berbangga pada Indonesia ini karena sangat percaya kepada haluan yang berbudaya.
“Saya berharap semoga apa yang diharapkan pemerintah desa Ringinpitu dengan menelusuri sejarah atau Napak Tilas Adegipun Babad Desa Ringinpitu bisa menemukan titik terang dengan niat meluruskan kebenaran sejarah desa ini,” tutup Bayu.