TERAS7.COM – Walikota Banjarbaru Nadjmi Adani memaparkan nilai tawar Kota Banjarbaru didepan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN)Antasari Banjarmasin.
Hal tersebut, disampaikannya pada acara Seminar Nasional dalam Borneo Berdialog dan Musyawarah Wilayah VIII Regional Kalimantan, oleh Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia.
Kegiatan tersebut dilaksakan oleh Dewan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Islam UIN Antasari Banjarmasin, dengan mengundang 250 peserta seminar dari perwakilan mahasiawa Ekonomi se Kalimantan.
Seminar tersebut mengangkat tema Peran Strategis Pemuda dalam Membangun Ekonomi Kalimantan yang Inovatif dan Mandiri, bertempat di Auditorium UIN Antasari Banjarmasin, pada Jum’at (27/07).
Sebagai keynote speaker, Nadjmi Adhani menyampaikan, setiap daerah memiliki potret sejarah, terkhusus untuk Kalimantan Selatan dikenal dengan kota seribu sungai dulunya memiliki jenis usaha kayu.
Dimana hal itu menurutnya, menjadi pemandangan bagi setiap orang yang melintas di bantaran Sungai Martapura.
Namun, seiring dengan pengaruh perekonomian, kegiatan kayu tidak bertahan lama.
Pada era 80’an, beberapa perusahaan mulai berdiri di tanah Kalimantan dan meluas ke Maluku hingga Papua.
Berdirinya perusahaan pada masa itu, berimbas pada eksploitasi hutan hingga berdampak pada kegundulan hutan dan merusak keaneka ragaman tumbuhan-tumbuhan serta mahluk hidup lainnya.
Melihat potret tersebut, lanjut Nadjmi, menjadikan motivasi saat ia menjadi Walikota Banjarbaru, untuk bagaimana Kota Banjarbaru bisa tumbuh dan berkembang serta bisa bersaing dengan daerah-daerah lain tanpa dengan berdirinya suatu aktifitas pertambangan.
“Itu artinya kita tidak kalah dengan daerah daerah yang memiliki kawasan pertambangan, seperti Hulu Sungai Utara dan Tabalong memiliki daerah pertambangan denga Indek Pendidikan Manusia (IPM) hanya berkisar antara 60 sampai 70 saja, sedangkan banjarbaru menjawab dengan memiliki IPM 77.” ujarnya.
Najdmi mengatakan, dari bentuk penolakan itu Pemerintah Kota Banjarbaru, berupaya untuk membangun perekonomian kota lewat beberapa bidang.
Banjarbaru yang tumbuh di pinggiran Jalan Ahmad yani, Kota Banjarbaru memiliki wilayah biografis lebih kecil dibandingkan kabupaten kota lain, namun berada pada titik sentral daerah Kalimantan Selatan.
Dengan ini tegas Nadjmi, Pemerintah Kota Banjarbaru menjadikannya sebagai kota pelayanan terbaik, dengan proses administrasi yang lebih mudah dan akan membuat kesan bagi investor nyaman berinvestasi di Kota Banjarbaru.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Banjarbaru juga akan membangun sport center, bandara, gedung bangunan untuk pasar tradisional modern, dan juga mendirikan Kampus 2 Universitas Islam Negeri Antasari, di daerah Kecamatan Cempaka Banjarbaru yang saat ini masih dalam proses pembangunan.
“Banjarbaru saat ini memiliki 3000 lebih mahasiswa yang berkualitas dan berkarakter, ditambah lagi nanti kalau UIN perkuliyahannya sudah aktif maka kita memiliki stok pemuda yang lebih dari cukup untuk memajukan daerah Kalimantan Selatan,” katanya.
Selain itu, Nadjmi juga mempromosikan sektor pariwisata yang sedang dikelola dengan baik, yang nantinya akan menjadi daya tarik masyarakat untuk datang berkunjung ke Banjarbaru.
Hal tersebut tambahnya, juga sekaligus meningkatkan perekonomian mayarakat lokal, seperti Danau Cermin, Danau Seran, kebun raya banua dan yang lainnya.
“Nah, tempat wisata ini juga kita kembangkan dan kita manfaatkan untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat, disamping menjadi daya tarik masyarakat untuk berkunjung bahkan tinggal di Banjarbaru,” terangnya.
Bahkan, untuk mengembangkan wisata, Pemerintah Banjarbaru juga merubah daya tarik masyarakat, untuk datang dan berkunjung ke kampung kampung berkarakter, seperti Kampung Pembuat Jamu atau dikenal dengan kampung Pejabat, kampung Pelangi, kampung KB, Kampung korea dan lainnya dengan ciri khas karakter yang membuat daya tarik masyarakat saat berkunjung ke Kota Banjarbaru.
Bidang selanjutnya, yaitu UMKM, seperti sasirangan bordir yang merupakan inovasi masyarakat Banjarbaru, tanpa menghilangkan nilai dari sasirangan Pemerintah Kota Banjarbaru menambah sentuhan bordir pada baju khas sasirangan Kalimantan Selatan.
Dari Pemerintah Kota Banjarbaru, terang Nadjmi, barang atau produk lokal dari UMKM seperi kue kering baju sasirangan bordir dan lainnya ini memang di promosikan di setiap hotel-yang ada di Banjarbaru dan bandara, yang mana secara tidak langsung masyarakat telah melakukan promosi dan mengenalkannya kepada para pendatang.
“Dahulu kita ingin baju sasirangan ini dipakai oleh presiden, dan alhamdulillah terkabulkan, bahkan para mentri-mentri pejabat sering kita liat di televisi-televisi memakai baju sasirangan bordir,” lanjutnya.
Disamping terus mengembangkan objek wisata, saat ini pemerintah Kota Banjarbaru juga sedang fokus membangun wisata.
“Yang mana Banjarbaru akan menjadi kota yang memiliki wisata kuliner yang kuat, sebut saja nasi kabuli nasi khas dibuat oleh warga Cempaka dengan rasa yang jelas berbeda dengan nasi kabuli daerah lain.
“Maka, dengan semangat saya katakan, Banjarbaru adalah kota masa depannya Kalimantan Selatan,” pungkasnya.