TERAS7.COM – Banjir tahunan sempat melanda Kabupaten Banjar pada pertengahan Desember 2021 yang lalu.
Pada tahun sebelumnya, yakni pada akhir Desember 2020-awal Januari 2021 Kabupaten Banjar menghadapi bencana yang cukup besar.
Banjir saat itu berdampak besar pada beberapa sektor, diantaranya sektor perikanan yang mengalami kerugian mencapai sekitar 111,2 Miliar Rupiah.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar melalui Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Muhammad Syahid saat ditemui di ruang kerjanya pada Rabu (29/12/2021).
Untungnya di tahun ini lanjutnya, para pembudidaya ikan telah melakukan antisipasi dengan meninggikan pematang kolam hingga memperkuat tali pengikat keramba.
“Alhamdulillah saat ini belum ada laporan masuk kerusakan akibat banjir. para pembudidaya kita sudah menjadikan banjir yang lalu sebagai pembelajaran,” ujarnya.
Pada banjir tahun lalu kerusakan yang diakibatkan banjir cukup parah, mulai dari hancurnya Keramba Jala Apung (KJA) yang terseret arus banjir, pakan rusak hingga kolam terendam banjir, dimana ikan yang sudah siap panen lepas ke alam.
Di sisi lain, Muhammad Syahid menambahkan walaupun sempat terjadi banjir, stok ikan di Kabupaten Banjar saat ini bisa dibilang aman.
“Bahkan saat ini harga ikan di tingkat produksi cukup baik dan menguntungkan pembudidaya. Saat ini pembudidaya kita sedang menikmati momen harga ikan yang mulai naik, setelah sebelumnya selalu tertekan,” katanya.
Sebelumnya sempat ada isu dari oknum pengepul ikan yang mengatakan stok ikan di Kabupaten Banjar sedang menipis.
“Itu tidak benar. Karena harga ikan di tingkat pembudidaya sedang naik, jadi mereka sedikit menahan. Isu stok ikan menipis itu diviralkan pengepul yang tak mendapatkan barang,” terangnya.
Kenaikan harga ikan di tingkat Pembudidaya ini jelas Muhammad Syahid justru menguntungkan pembudidaya yang selama ini hanya mendapatkan margin keuntungan yang cukup kecil dibandingkan dengan pengepul ikan.
“Sementara di tingkat konsumen harga ikan saat ini cukup stabil,” tutupnya.