TERAS7.COM – Waluh sebutan untuk labu di Kalimantan selatan, saat ini tidak hanya dijadikan makanan tradisional saja seperti pais labu atau kolak labu, dengan ide-ide kreatif saat ini Labu bisa dijadikan kreasi makanan modern berbagai olahan dan aman bagi yang diet.
Yayuk Marliana alias Ana, Owner Labuana yang beralamatkan di jalan Citra Megah Raya 1, Loktabat Utara, kota Banjarbaru mengatakan disini pencinta kuliner bisa menikmati olahan labu dengan cita rasa baru, sesuai dengan jargon dari labuana itu sendiri.
“Di Labuana kami sediakan berbagai olahan dari labu yaitu chiffon labu, kelemben labu, bagelen labu, burger labu, donat labu, puding labu, cendol labu dan masih banyak kreasi lainnya,” terangnya.
Berawal dari keterbatasan kemampuan dirinya dan bagaimana supaya bisa membuat sesuatu yang orang tidak ada membuatnya kala itu, pada tahun 2015 usaha ini dimulai tapi tidak berjalan mulus dan sempat terhenti, baru pada tahun 2017 usaha ini bergerak lagi dan berjalan sampai sekarang.
“Setelah saya survey labu inilah yg banyak stoknya dan kandungan gizinya banyak juga, ini lah produk yang jarang orang buat serta unik,” kenangnya.
Dengan olahan yang beraneka, ini mengangkat bahan pangan lokal tidak mudah mengenalkan awal produk olahan labu ini orang masih belum banyak yang tahu, banyak orang yang bilang aneh.
Ana tidak menyerah mengenalkan olahan labu dengan aneka jenis lain.
“Alhamdulillah responnya sekarang sudah baik, malah dulu dikotak itu saya tuliskan kegunaan dan kandungan gizi supaya lebih menggugah konsumen,” katanya.
Nama Labuana awalnya thepumkin namun seiring berjalan waktu dan ada masukan supaya lebih mudah diingat akhirnya diganti dengan labuana.
“Nama yang lebih mudah diingat akhirnya saya ganti menjadi labuana, yaitu gabungan dari labu dan Ana nama saya sendiri, sampai sekarang,” paparnya.
Ana tidak mau dikatakan pengusaha sukses, akan tetapi kalau ada yang mau mengajak diskusi Owner Labuana ini selalu siap berbagi pengalaman bagi siapapun yang mau mulai usaha dan sedang merintis, dimana untuk modal pertama gunakan potensi dan sumber daya yang ada jangan terlalu memaksakan diri apalagi bertentangan dengan agama.
“Yang bisa saya sampaikan adalah mulai usaha dengan apa yang kita bisa dan kita punya, tahun 2015 saya dulu terlalu memaksakan diri dengan modal ratusan juta pinjaman dan alat modern, tidak jadi apa-apa hanya meninggalkan hutang, sampai kemudian tahun 2017 dengan hanya ratusan ribu, dari modal kecil tapi akhirnya itu yang bertahan sampai sekarang walaupun berjalan pelan, dan saya dapat pelajaran dari pengalaman yang lalu agar tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Nita pelanggan labuana dari Cindai Alus mengatakan bahwa awalnya dia hanya tahu labu dibuat untuk kolak, pais dan sayur saja.
“Awalnya aneh labu bisa dibuat kelemben, roti dan cendol rasanya pasti aneh, tetapi setelah dicoba rasanya enak, suami dan anak-anak di rumah juga sangat menyukai produk olahan labu ini ditambah lagi sangat baik untuk kesehatan,” katanya.