TERAS7.COM – Mengelola Alun-alun Ngawi menjadi kewenangan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi, dalam hal ini Disparpora Ngawi melarang semua aktivitas jual beli di jalan serong timur Alun-alun Ngawi.
Larangan tersebut ditujukan kepada semua Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk tidak berjualan maupun menitipkan gerobak di bekas sentra PKL tersebut, Sabtu (29/5/2021).
Kadin Disparpora Ngawi, Raden Rudi Sulisdiana mengatakan, Pasalnya saat ini semua PKL yang dulunya beraktivitas jual beli di jalan serong timur alun-alun Ngawi sudah dipindahkan ke Ngawi Street Food (NSF), sehingga tempat tersebut harus dikosongkan.
Apabila aturan ini tidak diindahkan, maka pelanggar akan diberikan sanksi denda Rp 500 ribu, ini sesuai ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Ngawi nomor 01 tahun 2021.
“Selain itu, banner juga dipasang di jalan serong timur alun-alun Ngawi, supaya PKL tidak lagi melakukan aktivitas jual beli di sini,” ujar Rudi.
Ditambahkan Rudi, Kios-kios bekas sentra PKL itu memang rentan sekali disalahgunakan, baik untuk aktivitas jual beli, penitipan grobak atau justru malah digunakan untuk tidur para tunawisma, dan khawatirnya digunakan untuk aktivitas mesum para pasangan muda.
*Saat ini jalan serong timur ini menjadi Fasilitas Umum (Fasum) seperti Olahraga Jogging,” timpalnya.
Kios-kios tersebut masih belum bisa dibongkar, sebab anggaran untuk bongkar kios terkena refocusing untuk penanganan covid-19.