TERAS7.COM – Di tahun 2021 yang masih ‘diselimuti’ polemik wabah covid-19, tentunya ada bahaya penyakit lain mengintai di dalam rumah tangga dan lingkungan hidup kita sehari-hari salah satunya penyakit demam berdarah.
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
Penyakit demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua nyamuk dapat menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang.
Penularan terjadi saat nyamuk menggigit dan menghisap darah seseorang yang sudah terinfeksi virus dengue, ketika nyamuk tersebut mengigit orang lain, maka virus akan tersebar.
Menurut Kepala Bagian Tata Usaha Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Kota Banjarbaru, Muhammad Firmansyah saat ditanya wartawan, pasien DBD saat ini tidak ada satu pun yang tengah di rawat. Faktanya Ia mengaku, semenjak terjadinya penyebaran pandemi covid-19 di Kota Banjarbaru, pasien DBD relatif jauh berkurang.
Secara data Firman merincikan, pada Januari 2021, hanya ada 1 pasien dengan status DF (Dangue Faver). Sedangkan status DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) tidak ada. Lalu di bulan berikutnya, Februari, pasien dengan status DHF muncul sebanyak 2 orang.
“Sekarang sudah tidak ada lagi pasien DBD yang di rawat disini,” ungkapnya ketika dihubungi melalui pesan tertulis, Kamis (22/4).
Ia menghimbau, yang paling penting jika curiga ada gejala demam berdarah secepatnya perbanyak minum. Karena terapi utama pada DBD adalah cairan.
“Perhatikan kecukupan cairan dari pasien dengan cara melihat air mata dan kencing juga kondisi kulit kering atau lembab,” tukasnya
“Pastikan anak minum banyak, jika sulit minum atau kesakitan perut sebaiknya segera ke dokter. obat penurun panas tentu harus selalu siap,” pungkas Firman.