TERAS7.COM – Maraknya temuan aktivitas prostitusi yang belakangan ini menyeruak turut disoroti oleh Anggota DPRD Kota Banjarbaru, Nurkhalis Anshari.
Khalis turut menyayangkan kegiatan “bisnis lendir” kembali aktif di Kota Banjarbaru dengan cara terselubung tersebut.
Pasalnya kata Khalis, pada tahun 2018 lalu, Pemerintah Kota Banjarbaru secara tegas menutup lokalisasi Pembatuan, dengan melakukan pembangunan kantor pemerintahan di kawasan tersebut.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Banjarbaru yang berencana akan membangun Ruang Terbuka Hijau di kawasan eks lokalisasi Pembatuan tersebut.
“Ini merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah untuk menutup lokalisasi dan memberikan solusi,” ujar Khalis. Minggu (30/07/2023).
Ia juga mengapresiasi komitmen Pemko Banjarbaru dalam memerangi aktivitas prostitusi, lewat penegakan perda yang dilakukan oleh Satpol PP.
Namun menurutnya, dalam memerangi aktivitas prostitusi ini juga perlu adanya peran masyarakat, khususnya yang berdekatan dengan kawasan Eks Lokalisasi Pembatuan.
“Kita harus saling bantu, karena selain tempat prostitusi, justru yang lagi tren ini prostitusi online, mainnya di hotel atau kos-kosan,” jelasnya.
Sehingga menurut Khalis, ini menjadi tantangan bagi Pemko Banjarbaru dalam memerangi aktivitas prostitusi, yang saat ini sudah merambah secara digital.
Lebih jauh, Khalis menyarankan di Eks Lokalisasi Pembatuan agar dibangun sekolah guna membekali anak-anak di wilayah tersebut.
Lalu, ia juga menyarankan agar pembekalan edukasi kepada masayarakat setempat dalam bentuk pelatihan-pelatihan yang bisa membuahkan lapangan pekerjaan baru dapat dilakukan oleh pemerintah.
“Sehingga masyarakat disana merubah mindset atau membuka pola pikir mereka sendiri untuk tidak lagi membuka jasa tempat prostitusi, atau berprofesi sebagai pekerja mantap-mantap lagi,” ucapnya.
“Membukakan home industri atau kerajinan-kerajinan UMKM yang bisa mereka kerjakan sehingga dapat meminimalisir aktifitas prostitusi di wilayah tersebut,” tambahnya.
Akan tetapi, jika pekerja prostitusi yang masih aktif sembunyi-sembunyi disana bukan dari warga Kota Banjarbaru, Khalis menyarankan kembalikan ke kota asalnya.
“Jika memang warga Kota Banjarbaru, maka perlu ada edukasi dan solusi, seperti pembinaan, pelatihan ataupun upaya dari pemerintah untuk memberikan lapangan pekerjaan dan sebagainya,” tandasnya.