TERAS7.COM – Tingginya penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan, terutama Kabupaten Banjar membuat pemerintah semakin aktif melakukan tracking dan tracing untuk menekan penyebaran virus asal Negeri Tirai Bambu ini.
Apalagi setelah puluhan ASN di Bumi Serambi Mekkah diketahui terinfeksi Covid-19, bahkan telah merenggut nyawa 2 orang pejabat eselon II di lingkup Pemkab Banjar.
Hal ini membuat Pemkab Banjar melalui Gugus Tugas Covid-19 menggelar tes swab massal menyasar ASN dan pegawai di perkantoran Pemkab Banjar.
Hal ini membuat pelaksanaan pengambilan sampel swab oleh petugas dari UPT Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar sejak awal Agustus 2020 terus berlangsung.
Bahkan ditengah hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75 pada Senin (17/8), pengambilan sampel swab masih terus dilakukan.
Kepala UPT Labkesda Dinkes Banjar, Fahriadi mengungkapkan pihaknya telah mengambil sampel swab sebanyak 3763 sampel sejak April 2020.
Sementara untuk swab massal yang dilaksanakan sejak awal Agustus 2020 telah dilakukan pengambilan sampel sebanyak 1690 sampel, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 869 sampel, dimana hasil swab terkonfirmasi positif hingga hasil swab tanggal 14 Agustus 2020 sebanyak 83 orang.
Kepada Teras7.com, Fahriadi mengungkapkan ada banyak suka duka yang dialami jajarannya saat melaksanakan tugas pengambilan swab yang cukup beresiko ini bagi keselamatan jiwa.
“Ada banyak yang kami pikirkan dan persiapkan untuk melakukan pengambilan swab. Kita harus memastikan logistik seperti APD harus lengkap, karena jika salah satu tidak lengkap, kami tak mau mati konyol karena kami yang berhadapan langsung dan bertatap muka saat mengambil swab. Selain itu kesiapan mental kawan-kawan dan kekuatan fisik juga harus terjaga,” ujarnya.
Pengambilan swab sendiri kata Fahriadi tidaklah mudah, sempat beberapa petugas pengambil swab yang menggunakan APD lengkap seperti pakaian hazmat mengalami pingsan.
“Kebanyakan saat itu belum siap mental, apalagi pakaian hazmat yang digunakan kadang merusak konsentrasi petugas, selain panas mereka juga harus menahan lapar, haus bahkan keinginan buang air kecil. Kita kalau pakai hazmat 5 menit saja sudah merasa berat akibat asupan oksigen yang berkurang, apalagi sampai 4 jam setiap harinya. Karena itu perlu kesiapan mental kawan-kawan kami,” bebernya
Labkesda Banjar sendiri lanjutnya telah mempersiapkan 4 tim pengambil swab, dimana setiap tim dapat mengambil swab hingga 50 orang sehingga bisa mengambil sampai 200 sampel swab setiap harinya.
“Dari Labkesda sendiri ada 15 orang, ditambah backup dari Puskesmas-Puskesmas sebanyak 18 orang yang setiap hari bergantian mengirim 3 orang untuk membantu mengambil swab. Karena banyaknya sampel yang diambil, petugas kami tidak bisa libur, bahkan pada saat tanggal mereka seperti hari ini. Apalagi daftar tunggu semakin banyak karena adanya temuan hasil positif baru dengan menelusuri kontak erat di rumah maupun tempat kerja pasien positif,” terangnya.
Beban berat lanjut Fahriadi tak hanya didapatkan tim pengambil swab, tapi juga tim administrasi yang juga berjibaku mengolah data hasil swab yang cukup banyak, sementara tenaganya hanya 3-4 orang.
Ditambah lagi dengan data hasil swab yang baru bisa didapatkan pada jam 10 malam, tim administrasi sering kalo begadang untuk melakukan pencekan dan perbaikan terhadap data hasil swab sebelum dikirimkan pada pihak terkait.
Fahriadi berharap di Hari Kemerdekaan ini pihaknya dapat memberikan sumbangan bagi negeri, terutama dalam upaya memerangi Pandemi Covid-19 dengan melakukan pengambilan swab.
“Harapan kita pekerjaan kami ini dapat memberikan sumbangan untuk negeri dalam rangka memerangi virus ini, bergotong royong bersama masyarakat sehingga angka positif bisa menurun sehingga ke depan pekerjaan kita bisa lebih ringan,” harapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Koordinator Tim Pengambil Swab, Muhammad Hurmadani yang mengungkapkan tak ada jeda libur dalam pengambilan swab kali ini.
“Memang capek, bahkan kami harap ada jeda libur seminggu sekali, ternyata rententan pengambilan swab harus kami lakukan tanpa kenal hari libur dan terus berjuang tanpa kenal tanggal merah,” terangnya.
Pihaknya juga menghadapi kendala, selain harus menggunakan APD berlapis-lapis, perlengkapan APD pun menghadapi banyak kendala tapi tetap tidak menyurutkan mereka untuk bertugas.
“Ada banyak kendala dalam perlengkapan APD, diantaranya stok yang tak sesuai kebutuhan karena ukurannya kebesaran, tapi tetap kita lakukan pelayanan walau dengan APD yang ukurannya kedodoran tadi,” sebutnya.
Hurmadani menambahkan untuk teknis pengambila swab sebenarnya dilakukan oleh Tim Dokter Spesialis THT, namun karena keterbatasan jumlah Dokter THT di Kabupaten Banjar sehingga kewenangan pengambilan swab dilimpahkan pada Labkesda Banjar.
“Untungnya kita punya anggota yang lumayan banyak, baik ASN maupun non ASN untuk melakukan pengambilan swab. Kita juga tak hanya mengandalkan personel dari Labkesda saja, tapi juga disupport tenaga dari Puskesmas,” katanya.
Hurmadani berharap tugas mereka sebagai tenaga kesehatan untuk memutus mata rantai peyebaran virus ini dapat maksimal.
“Mudahan dalam waktu dekat virus ini sudah tak ada lagi dan menjadi wujud merdeka bagi kita semua. Pengambilan swab massal ini adalah perjuangan kami setiap hari tanpa jeda dan kami akan terus berjuang tak kenal hari libur,” ungkapnya.
Sementara itu salah satu petugas pengambil swab, Laili Munawarah merasa bangga bisa ambil bagian dalam pengambilan swab massal ini.
“Ini menjadi kebanggaan dan pengalaman bagi saya, kapan lagi bisa mendapatkan pengalaman mengambil swab seperti saat ini,” kata analis kesehatan Puskesmas Sungai Tabuk 2 yang diperbantukan di Labkesda Dinkes Banjar ini.
Bagi Laili Munawarah, bekerja mengambil sampel swab dengan pakaian hazmat ini memang cukup berat, namun ia bangga bisa berkontribusi dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Banjar.