TERAS7.COM – Matinya ratusan ekor ikan patin per hari yang berada di kawasan sentral tambak ikan patin di Jalan UPT. Riam Kanan 2 Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, menjadi perhatian utama Dinas Perikanan Kabupaten Banjar.
Pasalnya, menurut salah satu petambak ikan patin, Muhammad Maturidi atau Atur (40), 2 hari terakhir ikan patin miliknya mati. Setidaknya yang ia hitung sampai kemarin, sudah ada 250 ekor yang mati.
Ia pun mengira, penyebab matinya karena cuaca belakangan yang hujan panas, juga akibat kurangnya air bersih karena pembersihan irigasi. “Tahun lalu juga pernah seperti ini, dan kejadian saat pembersihan saluran irigasi,” ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan H. Ruspandi, ia menyatakan setidaknya akibat cuaca yang tidak menentu, juga pengurangan kuantitas air yang mengalir di irigasi karena pembersihan, sekitar 3000 ekor anakan ikan patinnya mati.
Fungsional Pengendali Hama Penyakit Ikan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, drh. Bambang Setyo Sihananto sendiri menjelaskan bahwa Tim Gabungan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar dan BPBAT Mandiangin sudah melakukan pengambilan sampel dan pengukuran kualitas air di tambak ikan yang ikannya mati.
“Menurut hasil sementara yang kami lakukan, kualitas air kurang bagus akibat kurang oksigen. Nanti hasil pemeriksaan ini akan kami laporkan ke pihak terkait,” ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar, H Riza Dauly, yang turun langsung ke lokasi tambak ikan yang mengalami kematian ikan massal, menurutnya, dilihat dari penampakan ikan yang mati dan kondisi kolam, kemungkinan besar kematian ikan disebabkan oleh kekurangan oksigen.
Beberapa ikan mati yang ditemukan mengambang di permukaan kolam atau danau, sebenarnya belum tentu tanda adanya sebuah masalah serius yang menyebabkannya, karena wajar merupakan bagian dari proses alam. Sebut saja seperti karena sudah tua, stress atau predator.
Namun lain ceritanya, jika ikan yang ditemukan mati dan sekarat dalam jumlah besar dalam skala waktu bersamaan. Ini menandakan suatu masalah serius yang terjadi di lingkungan tersebut dan perlu untuk diselidiki serta diketahui apa penyebabnya.
Namun, memang penyebab kematian ikan secara tiba-tiba dalam jumlah besar di kolam sering diakibatkan karena deplesi oksigen pada malam hari. Deplesi oksigen terjadi ketika konsumsi oksigen melebihi produksi oksigen.
Peningkatan konsumsi oksigen dapat disebabkan oleh kelimpahan berlebihan tanaman air atau ganggang dalam ekosistem, peningkatan sampah organik yang memasuki air (seperti pupuk kandang dari feedlots, air limbah septic tank, dan kelebihan pakan ikan yang akhirnya menjadi endapan), kematian dan pembusukan bahan organik (misalnya, tanaman atau ganggang mati), atau dengan bahan kimia tertentu (misalnya, formalin) yang menghilangkan oksigen langsung dari kolom air.
Kematian akibat deplesi oksigen atau kekurangan oksigen sering terjadi pada jam-jam mendekati waktu subuh.
Gejala kekurangan oksigen terlarut cenderung lebih mempengaruhi ikan besar dibandingkan ikan kecil, dikarenakan rasio luas permukaan insang berbanding massa tubuh ikan. Tapi semua ukuran ikan biasanya terpengaruh. Warna dan kejernihan air kolam dapat berubah dan bau busuk dapat tercium.
Untuk mencegah ikan mati karena kekurangan oksigen bisa dilakukan beberapa tindakan berikut, jangan terlalu banyak meletakkan ikan dalam satu kolam, jangan memberi makan lain selain untuk ikan, pagari kolam, usahakan agar tidak ada limbah atau kotoran hewan yang menjadi endapan, gunakan probiotik dengan baik dan gunakan aerator atau kincir air Olimpia agar sirkulasi oksigen di air dapat terjaga.