TERAS7.COM – Rencana pembangunan bandara internasional di Banjarbaru, menjadi polemik bagi sebagian masyarakat.
Sekitar 8000 tenaga kerja yang nantinya diperlukan Angkasa Pura dalam pembangunan bandara Internasional, sangat di sayangkan jika masyarakat Banua hanya menjadi penonton.
Dalam Dialog Publik dengan tema “Mengambil Peluang dari Pengembangan Bandara Internasional Syamsudin Noor Untuk Masyarakat Kalsel tanah yang di persembahkan oleh Parlemen Jalanan berlangsung di Novotel, Banjarbaru, Sabtu, (15/09).
Turut hadir H Nadjmi Adhani Walikota Banjarbaru, H Darmawan JS Wakil Walikota Banjarbaru, Sekda Provinsi Kalsel Drs. Abdul Haris, M.Si, Ketua DPRD Kota Banjarbaru AR Irwansyah serta organisasi-organisasi terkait masalah pengembangan bandara internasional.
Denny Setiawan S.Sos selaku Pimpinan Umum Koran Banjar menjadi moderator dalam dialog ini dan di isi oleh narasumber-narasumber, yang memaparkan peran masing-masing instansi dalam pengembangan bandara internasional.
Ir. H Nurul Fajri Desira Kepala Bappeda Pemprov Kalsel dalam kesempatannya menyampaikan pendidikan penting untuk bisa terlibat dalam pembangunan ini.
“Kita tidak boleh menjadi penonton, kita harus ikut berpartisipasi dengan adanya bandara ini. Tetapi tidak sembarang orang bisa terlibat. Dalam hal ini, pendidikan penting untuk bisa masuk lingkungan tersebut. Diperlukan sekolah khusus, seperti sekolah penerbangan maupun pilot. Kalau di Banjarbaru hanya ada sekolah pramugara (swasta).” Ujar Fajar dalam kesempatannya selaku narasumber mewakili Pemprov Kalsel.
H Nadjmi Adhani Walikota Banjarbaru dalam kesempatannya menjadi narasumber, menyampaikan peran pemko Banjarbaru dalam pembangunan bandara internasional.
Diantaranya adalah pembangunan jalan Lingkar Utara, terlibat aktif dalam proses pembebasan lahan untuk pengembangan bandara, pembangunan jalan masuk bandara, pengembangan kawasan kota baru (Aero City) dan penyediaan infrastruktur.
Kendalanya dalam hal ini antara lain dana membangun infrastruktur cukup besar, alih fungsi lahan mengakibatkan banjir, perlu kerjasama dengan masyarakat dalam memelihara infrastruktur, ketersediaan lahan skala medium dan besar belum tersedia untuk infrastruktur sanitasi, perlu teknologi khusus untuk membangun infrastruktur sanitasi pada tanah yang berawa/berair.
MMA. Indah Preastutty perwakilan PT Angkasa Pura bandara Syamsudin Noor sebagai narasumber menyampaikan beberapa kendala bandara Syamsudin Noor selama ini.
“Jantung kita adalah PLN, tanpa PLN bubar jalan. Yang kedua air. Dukungan PDAM sangat penting bagi kami.” Ujarnya.
Dia yakin pengembangan bandara internasional ini bisa terwujud jika dilakukan bersama-sama.
“Saya yakin, atas dukungan bapak ibu disini kita bisa mewujudkan pembangunan ini.
Dalam kesempatannya, Indah juga memaparkan standard tenaga kerja yang diperlukan di Angkasa Pura, seperti security dan cleaning Service.
Badrul ain Sanusi Al Afif SH, MH selaku Ketua Parlemen Jalanan memaparkan tentang banyak hal yang berdampak kepada masyarakat Banua akibat pengembangan bandara internasional.
“Jangan sampai pembangunan ini tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat kita, terkhusus masyarakat yang berdomisili di Banjarbaru.” Ujarnya.
Dalam hal ini Badrul menyinggung tentang tenaga kerja yang setidaknya melibatkan masyarakat Banua.
“Ada sekitar 8000 tenaga kerja yang di butuhkan Angkasa Pura, ini luar biasa bagi warga banua. Apabila kita tidak merancang dari sekarang, tentunya kesiapan masyarakat Banua menyambut kehadiran bandara ini akan sangat lemah, orang luar lah yang akan mengisi pos-pos tersebut.