TERAS7.COM – Untuk menamin kualitas daging sapi jelang Lebaran Idul Adha 1442 Hijriah yang jatuh pada 20 Juli 2021 nanti, Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar melakukan pemeriksaan antemortem.
Kepala Disnakbun Kabupaten Banjar, Dondit Bekti pada awak media beberapa waktu yang lalu mengatakan pihaknya saat ini sudah melakukan pemeriksaan pada bagian luar sapi yang dipersiapkan sebagai hewan qurban.
Pemeriksaan sendiri dilakukan pada hewan qurban yang ada di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Martapura, Sambung Makmur, Pengaron, dan Karang Intan.
“Tercatat hampir 900 ekor sapi di 4 kecamatan tersebut sudah dilakukan pemeriksaan antemortem. Jadi, dari 80% sapi yang kita terima, Alhamdulillah kondisinya cenderung lebih baik dari tahun kemarin dimana terdata hampir 7% sapi terindikasi penyakit cacing,” ujarnya.
Tapi menurut Dondit, penyakit cacing yang terindikasi pada tahun lalu masih layak konsumsi karena bukan penyakit jenis zoonosis, dan hanya perlu melakukan pemeriksaan post mortem dengan membelah dan membuang bagian yang terkena penyakit cacing.
Dengan kondisi tersebut, Dondit Bekti berharap sejumlah sapi yang didatangkan dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Tanah Laut, juga terbebas dari penyakit cacing.
“Penyakit cacing ini sangat mudah dikenali dengan memeriksa ciri-ciri bagian luarnya. Kalau kondisi mata berair, bulunya kasar dan berwarna kusam, dan kotorannya pun bocor, dapat dipastikan sapi tersebut terindikasi penyakit cacing. Kami pun melakukan pengobatan massal, pemberian vitamin, dan penanganan gangguan reproduksi terhadap sapi yang sakit,” ucapnya.
Dondit Bekti memastikan jelang H-3 Idul Adha nanti, kemungkinan sapi yang didatangkan dari luar daerah akan bertambah.
“Jadi, selama masyarakat atau calon pemotongan ada menginformasikan, kami segera terjun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Kami pun mengantisipasi agar pada Hari Raya Qurban tidak ada jenis sapi betina produktif yang jadi sasaran, karena di tahun lalu sapi betina produktif hampir dijadikan hewan qurban, tapi berhasil dicegah,” ungkapnya.
Dondit menambahkan pada pelaksanan qurban di tahun ini konsumsi daging qurban diprediksi mengalami kenaikan hingga 10% dari tahun lalu. Berdasarkan informasi di lapangan, yakni orderan jumlah sapi, mengalami peningkatan.
“Kalau tahun lalu terdata hampir 1.900 ekor sapi menjadi hewan qurban. Tapi, kita tidak tahu pasti kelonjakan konsumsi ini, Apakah terjadi di Kabupaten Banjar atau luar daerah, karena informasi tersebut berdasarkan jumlah hewan sapi yang diorder,” tuturnya.
Kendati permintaan sapi qurban diprediksi meningkat ungkap Dondit, namun hal tersebut tidak berpengaruh terhadap harga daging sapi di pasaran.
“Harga daging sapi di pasaran saat ini masih stabil, yakni berkisar 130–132 ribu rupiah per kg. Sedangkan yang super masih berkisar 137-138 ribu rupiah per kg. Inflasi harga daging sapi kerap terjadi saat menjelang Idul Fitri saja,” terangnya.
Karena selama pandemi Covid-19 ini, Rumah Potong Hewan (RPH) pun jelas Dondit mengalami penurunan hingga 30 persen dalam aktivitasnya melakukan pemotongan hewan ternak besar.