TERAS7.COM – Kelurahan Sekumpul pada awal tahun 2021 mendatang melakukan pembenahan dan penataan kawasan religi Sekumpul dengan melaksanakan Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah.
Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah ini merupakan bagian dari gerakan revolusi mental untuk Indonesia bersih dengan pola pengelolaan sampah yang lama adakah kumpul, angkut dan buang sekarang berubah menjadi pilah, tabung dan berkah.
Lurah Sekumpul, Gusti Marhusin mengungkapkan pihaknya telah mengeluarkan surat edaran yang menetapkan pada tanggal 1 Januari 2021 nanti, truk sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banjar tidak lagi melayani pengangkutan sampah di jalan wilayah kelurahan Sekumpul.
“Karena itu masyarakat diminta untuk memilah sampah dan dimasukan kedalam tempat sampah. Kemudian petugas sampah dari bank sampah sekumpul akan mengambil ke rumah-rumah warga,” ungkapnya
Marhusin menjelaskan di wilayahnya tidak lagi diperkenankan untuk membakar sampah, karena itu untuk sampah layak tabung (non organik) bisa ditabung di bank sampah Sekumpul jadi emas atau paket sembako.
Sementara itu Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Pertamanan dan Limbah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banjar, Achmad Norsailah membenarkan mulai tanggal 1 januari 2021 untuk sampah areal kelurahan sekumpul akan dikelola oleh bank sampah Sekumpul.
“Kami dari DLH sangat mengaprisiasi bank sampah sekumpul untuk pengelolaan sampah tersebut, jadi kami sangat terbantu untuk pegelolaan sampah di Sekumpul, namun tidak bisa langsung dilepas jadi selama 3 bulan kedepan masih di back up oleh DLH,” ungkapnya.
Salah satu warga Sekumpul, Andri mengungkapkan ia setuju dengan Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah yang dilaksanakan oleh Kelurahan Sekumpul ini.
“Sangat setuju dan bagus, terutama di jalan utama Sekumpul karena banyak tumpukan sampah. Dengan adanya program tersebut semoga Kawasan Sekumpul menjadi lebih bersih,” katanya.
Namun sosialisasi mengenai Gerakan Pilah Sampah Dari Rumah ini masih belum maksimal, karena menurutnya hingga saat ini ia masih menemui sampah yang dibuang warga Sekumpul di pinggir jalan tanpa dipilah saat malam hari.
“Ditempat kami sosialisasi yang dilakukan hanya berupa spanduk saja, tidak sampai sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga,” ungkap Andri.
Di kawasan tempat tinggalnya sendiri, masyarakat sudah memilah sampah, akan tetapi sampah tersebut diambil oleh pengambil sampah yang dibayar setiap bulan.
“Kami sendiri tidak tahu kemana sampah tersebut dibuang, apakah di TPS terdekat atau ke Bank Sampah,” pungkasnya.