TERAS7.COM – Kota Banjarbaru mencatatkan namanya sebagai juara terkait kemampuan numerasi dan literasi jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dalam laporan pendidikan 2023 oleh Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi (BPMP) Kalimantan Selatan, kemampuan numerasi jenjang SD di Kota Banjarbaru mencapai 60,7 atau naik persen 22,05 persen dibanding dari tahun 2022 lalu yang hanya mendapatkan 38,65 persen.
Demikian juga dengan kemampuan literasi di Kota Banjarbaru mengalami kenaikan 8,30 persen dari tahun sebelumnya 74,21 persen menjadi 82,51 di tahun 2023 ini.
Torehan di dua parameter tersebut menjadikan Kota Banjarbaru sebagai peraih nilai tertinggi se-Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan, capaian ini adalah hasil dari usaha para pendidik yang sangat luar biasa dalam menindaklanjuti hasil asesmen dan survei nasional yang dilakukan Kementerian Pendidikan.
“Pasalnya, untuk menilai kinerja pendidikan, kementerian melaunching indikator-indikator termasuk angka numerasi dan angka literasi juga angka kebhinekaan dan angka keamanan, yang mana angka – angka tersebut didapat dari mekanisme survei dan tes,” ujar Dedy, Selasa (18/07/2023).
Untuk angka literasi dan numerasi, didapat dari pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) mengenai Kurikulum Merdeka yang ditujukan secara acak kepada 30 persen sekolah jenjang SD, dan SMP.
“Para siswa di 30 sekolah itu langsung dites oleh pihak kementrian, dari situlah terlihat seberapa besar Kurikulum Merdeka ini dipahami anak-anak, termasuk angka numerasi dan literasi,” jelas Dedy.
Diceritakan Dedy, untuk mencapai nilai numerasi dan literasi saat ini tidaklah mudah, sebab sebelumnya Banjarbaru berada dalam rapor kuning atau sedang.
Dan dari survei kecil yang dilakukan disdik pada akhir tahun tadi, hasilnya pun tak menggembirakan, yang mana ditemukan prasyarat untuk memenuhi kompetensi itu belum terpenuhi.
Hal itu lantas memicu hasrat seluruh jajaran Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru untuk mengubah dari rapor kuning yang didapat sebelumnya menuju hijau.
“Ada banyak hal yang kami lakukan, beberapa diantaranya menggelar lomba komunitas belajar intra sekolah dan antar sekolah yang isinya para guru-guru,” paparnya.
Melalui komunitas itu, Disdik kata Dedy meminta untuk para guru membuat inovasi guna mengembangkan cara ajar yang pas untuk anak-anak dengan gaya belajar kinestetik, auditori dan visual.
Hasilnya, banyak modul tercipta dan itu di kontestasikan mana telah digaungkan saat Hari Jadi Kota Banjarbaru ke-24 yang bertepatan di bulan Merdeka Belajar.
“Alhamdulillah, ini hasilnya sekarang yang kita lihat, ada perubahan signifikan untuk capaian numerasi dan literasi, Banjarbaru tertinggi se Kalsel,” lugasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kasi Peserta Didik, Disdik Kota Banjarbaru, Wahyudi Rifani, mantan guru di SMPN 10 Banjarbaru itu mengatakan, dengan kompetisi tersebut para siswa di Kota Banjarbaru tidak lagi bosan ketika belajar di sekolah.
“Mulai dari pelajaran menghitung, sampai menulis semuanya diajarkan dengan cara yang menarik bagi siswa. Setiap guru mempunyai metode mengajarnya masing-masing,” tukasnya.