TERAS7.COM – Bahasa Banjar merupakan daerah yang menjadi lingua franca di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dan memiliki beragam kekayaan diantaranya adalah peribahasa.
Salah satu peribahasa yang cukup terkenal dalam bahasa Banjar adalah “Mahadang Buah Bungur,” yang memiliki arti menunggu sesuatu yang tidak ada atau perbuatan yang sia-sia.
Peribahasa ini sendiri merujuk pada salah satu flora lokal di Kalimantan, yaitu pohon Bungur (Lagerstroemia) yang berbatang besar dengan dahan yang cukup rindang dan memiliki tinggi mulai dari 8 meter hingga 30 meter, namun tak menghasilkan buah.
Alih-alih menghasilkan buah, justru pohon ini memiliki bunga warna ungu yang cukup indah dan ketika bunganya layu, hanya meninggalkan biji, sehingga menjadi gambaran bahwa menunggu buah Bungur adalah kesia-siaan.
Walaupun pohon Bungur ini merupakan flora lokal, namun agak susah ditemukan di perkotaan dan tak semua orang tahu dengan pohon ini, akan tetapi pohon ini cukup banyak ditemukan di kawasan pinggiran kota dan pedesaan.
Seperti di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, pohon Bungur bisa ditemukan di kawasan pinggiran kota, seperti di depan SD Negeri Bincau Muara, Jalan Melati Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura.
Sayangnya ketika Teras7.com mendatangi tempat tersebut, pohon Bungur ini sudah tidak lagi berbunga dan hampir roboh karena tergerus erosi aliran Sungai Gadung yang mengalir dari Kecamatan Karang Intan dan bermuara di Sungai Martapura ini.
Salah seorang warga yang tidak bersedia mengungkapkan identitasnya mengatakan ia tak mengetahui nama pohon tersebut.
“Saya tidak tahu nama pohonnya, tapi pohon itu berbunga ungu,” kata warga yang kediamannya tak jauh dari lokasi pohon ini.
Sementara warga Desa Bincau Muara yang lain, Danah (50) membenarkan pohon tersebut adalah pohon Bungur.
“Betul, itu pohon Bungur. Tapi sedang tak berbunga. Biasanya saat musim hujan pohonnya berbunga, kalau musim panas biasanya tidak berbunga,” ujarnya.
Danah mengungkapkan pohon tersebut masih bisa ditemukan di banyak tempat, selain itu pohon ini ujarnya bisa dikembangbiakkan dengan menanam bijinya.
Saat ditanyakan mengenai khasiat dari pohon ini, ia mengatakan kurang mengetahui khasiatnya.
“Tapi yang saya dengar dari kata orang-orang, daunnya bisa dipakai untuk obat kencing manis. Jadi daun pohon Bungur ini direbus, lalu diminum,” ungkap Danah.
Dikutip dari berbagai sumber, pohon Bungur ini di beberapa daerah seperti Kota Rantau, Kabupaten Tapin menjadi tanaman peneduh di pinggir jalan.
Selain itu, pohon ini juga memiliki khasiat sebagai obat herbal, mulai dari biji untuk pengobatan darah tinggi, daunnya dapat digunakan untuk pengobatan kencing batu dan kencing manis, sementara kulit kayu dapat digunakan untuk mengobati diare, disentri dan kencing darah.