TERAS7.COM – Dunia pendidikan di Banjarbaru kembali digemparkan dengan dugaan kasus pelecehan seksual. Kali ini menimpa seorang santri laki-laki di salah satu Pondok Pesantren yang ada di daerah berjuluk Kota Pendidikan tersebut.
Santri laki-laki itu diketahui berinisial ET yang diduga dilecehkan kakak kelasnya di Ponpes. Mirisnya, korban ternyata masih berusia 14 tahun alias di bawah umur.
Dugaan pelecehan itu terungkap orang tua korban melaporkan peristiwa yang dialami anaknya ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Banjarbaru, Jumat (02/02/2024) kemarin.
Dari penuturan orang tua korban CR (34), anaknya ternyata sudah dua kali mengalami tindakan pelecehan seksual oleh kakak kelasnya yang juga berjenis kelamin laki-laki tersebut.
Lanjut orang tua korban, anaknya dilecehkan oleh dua orang berbeda, pertama terjadi di bulan Desember 2023 dan kedua 1 Februari 2024
“Anak saya bilang, kedua kejadian (pelecehan seksual -red) itu dilakukan oleh 2 orang yang berbeda dari kakak kelasnya,” tutur orang tua korban.
Orang tua korban menceritakan, tindakan pelecehan seksual yang diterima anaknya yakni seperti dicium pipi dan bibir, hingga disuruh memegang kemaluan sang kakak kelas.
Kejadian itu kata CR, berada di dalam kamar kakak kelasnya. Sedangkan peristiwa kedua terjadi di gedung baru ponpes.
“Kedua tindakan pelecehan dilakukan pelaku diwaktu dan tempat yang berbeda, tetapi masih dalam area asrama putra di ponpes itu,” katanya.
Setelah mengetahui kejadian yang menimpa anaknya tersebut, orang tua korban langsung menghubungi keluarganya yang tinggal di Banjarbaru untuk menemui ET anaknya di ponpes.
Bahkan, orang tua korban yang tinggal jauh di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah (Kalteng) berangkat ke Banjarbaru menemui anaknya, dan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Banjarbaru.
“Orang tua mana yang rela dan mendiamkan kalau mendengar anaknya mengalami tindakan seperti itu, kami langsung berangkat ke Banjarbaru dan melaporkan kasus ini ke Polisi,” ungkapnya.
Saat melapor ke Polres Banjarbaru, orang tua korban tidak sendiri, dirinya membawa saksi yang melihat langsung ET dilecehkan oleh kakak kelasnya di ponpes. Saksi tersebut merupakan sepupu dari ET sendiri, yakni MN (14) yang tinggal satu kamar di asrama.
“MN melihat langsung peristiwa pelecehan anak saya, mereka seumuran, barengan masuk ponpes dan satu kamar. Jadi sengaja kami bawa untum melapor kesini (Polres Banjarbaru),” cetusnya.
Saat dikonfirmasi, Kasi Humas Polres Banjarbaru, AKP Syahruji membenarkan adanya laporan dugaan tindakan pelecehan seksual tersebut.
“Betul ada laporan masuk (dugaan pelecehan seksual -red), saat ini sedang berproses,” akuinya.
Adapun untuk saat ini kata Syahruji, kasus tersebut masih dalam proses pengumpulan data dan keterangan dari korban maupun saksi.
“Saat ini masih proses, untuk perkembangannya nanti akan diberitahukan lebih lanjut,” pungkasnya.