TERAS7.COM – Bagi masyarakat Kalimantan Selatan, Sirup Batu Mandi Balangan (Sirbam atau SBB) mungkin sudah menjadi minuman yang tak asing lagi, terlebih bagi mereka yang suka minuman manis. Bahkan bisa jadi si manis merah itu sudah diketahui dan banyak disukai masyarakat lain di luar Kalsel.
Ya, sesuai namanya, Sirbam merupakan minuman khas dari Kecamatan Batu Mandi, Kabupaten Balangan. Itu sebabnya sirup yang diproduksi masyarakat Batu Mandi secara turun-temurun itu sulit ditemukan di daerah lain di luar Balangan. Tak semua sentra oleh-oleh di berbagai daerah ada menjual.
Pembeli Sirbam memang lebih dominan dari luar Kabupaten Balangan, di banting masyarakat Balangan.
Di saat masa pandemi Covid-19, Penurunan pembeli sempat menghantuai salah seorang penjual Sirbam.
Di temui Teras7.com, Kamis (13/08) salah seoarng penjual dan pembuat Sirbam yaitu Amrullah, mengatakan penurunan pembeli sampai 50 persen.
“Penuruan penjualan di masa seperti ini, sangat banyak bisa hampir 50 persen,” kata Amrullah.
Sambungnya, pembeli utamanya memang dari luar daerah yang melewati tempatnya berjualan, sepeti, Banjarmasin, Martapura , Barabai, Kandangan, Tabalong Sampai Kaltim.
Ketika masa Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) kemarin, kami mengalami penurunan pembeli karena, tidak adanya pengendara atau pengemudi mobil yang bisa lewat bebas keluar masuk kabupaten seperti biasa.
” Di bulan puasa (Ramadhan) lalu, saya mengalami kerugian hampir 10 juta, karna, harga gula yang naik sebagai salah satu bahan utama pembuatan Sirbam, pembeli yang kurang, dan ingin serta menaikan harga Sirbam pun susah takun pembeli kabur,” tutur Amrullah.
“Kami sempat berjualan online tetapi yang laku masih kurang, tak seramai dulu di toko kami,”tambahnya.
Sambungnya, setelah kelonggaran di lakukan pemerintah, pengandara kembali banyak yang lewat, pembeli kami mulai banyak berdangan kembali, hampir 80 persen penjualanan meningkaat di banding kemarin.
Iya berharap, keadaan kembali seperti semula, karna menurutnya Covid-19 ini sangat berdampak pada usahanya tersebut.
Salah seorang pembeli Taufik dari Kabupeten Tetangga Hulu Sungai Tengah (HST) mengatakan, iya memang suka minum Sirbam karna rasanya yang beda dari sirup lain.
“Rasanya yang beda dan memiliki ciri khas tradisional nya, membuat saya suka,” ucap Taufik.
Jelasnya, harganya yang tidak terlalu mahal mulai dari Rp17.000 sampai Rp22.000 saja per botol, sesui ukuram botonya.
“Saya biasa mengonsumsi Sirbam dengan roti, atau di munum langsung hangat atau dingin,” Pungkasnya.