TERAS7.COM – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melalui Dinas Pendidikan setempat pada tahun 2022 lalu, telah mengadakan tender pembangunan Ruang Praktik SKB (Sanggar Kegiatan Belajar), dengan pagu anggaran Rp 401.500.000 dan HPS Rp 346.876.000.
Pembangunan ruang praktik SKB ini ditenderkan pada Juni 2022 lalu, dengan anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian, dan dikerjakan oleh CV Budi Karya.
Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) SKB Kota Banjarbaru ini setidaknya memiliki 7 ruang belajar, 5 lab praktek, 1 ruang tutor, 1 ruang pendaftaran, 1 ruang pamong dan keuangan, 1 ruang kepala sekolah, 2 wc, 1 perpustakaan, dan 1 musala.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan, dalam pengadaan ini selain melakukan pekerjaan pembangunan, juga mengadakan kelengkapan penunjang di SKB tersebut.
“Ada perlengkapan seperti salon, meubeler, AC dan lainnya, silahkan dilihat ke SKB,” ujarnya. Kamis (10/08/2023).
Ia memastikan, jika pembangunan ini sudah sesuai volume pekerjaan, karena dalam pengerjaannya dilibatkan Kejaksaan Negeri Kota Banjarbaru, sebagai pendamping pengawas.
“Alhamdulillah, secara volume pekerjaan sudah sesuai, dan ketemu jaksa juga pemborongnya, karena ada pendampingannya (dari kejaksaan -red),” ucapnya.
Dedy juga mengatakan, jika proyek ini merupakan warisan dari pejabat terdahulu yang diteruskan oleh pihaknya.
Apalagi kata Dedy, terpilihnya pemenang berkontrak dari pengadaan ini pun terjadi sebelum dirinya dilantik menjadi kepala dinas di Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru.
“Itu terjadi disaat sebelum saya dilantik menjadi Kadis, jadi kita ini hanya menerima pekerjaan terdahulu,” ungkapnya.
Oleh karenanya, untuk penurunan sekitar lebih 10 persen dari pagu dengan HPS dalam pengadaan ini, kata Dedy terjadi sebelum dirinya menjabat.
Dedy menjelaskan, SKB merupakan penyelenggara pendidikan bagi masyarakat yang dulunya tidak atau belum sempat mengenyam bangku pendidikan formal.
Sehingga, masyarakat yang dulunya tidak sempat bersekolah formal, masih bisa mendapatkan ijazah paket lewat kehadiran SKB.
“Tujuannya itu kesetaraan, jadi mereka yang tidak bersekolah formal ini tetap dapat ijazah, dan pola kerja SKB ini menyisir anak-anak atau mereka yang tidak bersekolah formal, maka dari itu yang masuk rata-rata anak-anak pondok konvensional,” ungkapnya.
Sejak adanya SKB, Dedy menyebut jika pihaknya sudah mewisuda sedikitnya 1980 peserta didik, dan hal ini menurutnya jarang diketahui banyak orang.
“Kita juga sudah mewisuda 1980 peserta didik, jarang orang yang tanya itu bahwa kita meng-cover mereka yang tidak bersekolah di formal, kemudian mendapatkan ijazahnya di SKB ini,” tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya SKB ini dapat menjadi semangat bagi masyarakat yang dulunya tidak sempat merasakan pendidikan formal.
“Kita menyemangati anak-anak yang tidak sempat menikmati pendidikan formal, bahwa ini loh ada SKB, jadi bisa akses kesitu,” katanya.
Dedy mengungkapkan, jika pihaknya juga terbuka kepada masyarakat yang ingin bersekolah di SKB, baik di dalam maupun di luar Kota Banjarbaru.
“SKB ini tidak hanya untuk mereka yang berdomisili Banjarbaru, bahkan sebagian muridnya dari Martapura, jadi kami welcome terhadap siapapun,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala SPNF SKB Kota Banjarbaru, Khurin Muflikhati menyebut jika ruang pembelajaran pada SKB ini tidak berbeda dengan sekolah formal lainnya.
“Untuk ruang pembelajaran itu ada kursi, meja, dan papan tulis, jadi sama saja seperti standar sekolah lain, lalu kalau diperlukan kita juga ada proyektor,” terangnya.
Ia menjelaskan, jika SKB merupakan sekolah non formal, yang mana peserta didiknya tidak dipatok batasan usia, karena tujuannya melayani masyarakat yang tidak terlayani pendidikan formal.
“Jadi peserta didiknya bisa jadi paket A sudah usia SMA, bahkan usia kuliah baru ambil paket,” ucapnya.
Kurikulum yang digunakan di SKB kata Khurin bersifat fleksibel menyesuaikan peserta didik, namun tetap mengacu kepada standar pendidikan nasional.
Bisa dibilang, menurutnya SKB ini mekanisme pembelajarannya tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan oleh Univeristas Terbuka (UT).