TERAS7.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar menggelar apel siaga bencana banjir, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang di kantor BPBD Banjar, Indrasari Martapura, Selasa (15/11/2022).
Bupati Banjar, Saidi Mansyur mengatakan apel siaga bencana merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dan kesiapsiagaan yang harus dilakukan untuk mengurangi kerentanan dalam menghadapi bencana.
”Bencana banjir yang masih mengancam berdampak kurang baik bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat Kabupaten Banjar, terganggunya akitivitas lalu lintas di darat,” ungkapnya.
Kesiapan semua pihak dalam menghadapi bencana sangat diperlukan, antara lain cara atau langkah-langkah inisiatif dalam rangka kegiatan pra bencana baik itu mitigasi maupun kesiapsiagaan.
Terkait pengendalian inflasi juga menjadi perhatian Pemkab Banjar akan terus bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti TNI/Polri sehingga Pemkab Banjar terus mendukung dan mensukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Kabupaten Banjar.
” Yakni dengan cara mengoptimalkan upaya dan aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan dari sisi suplay dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan pangan yang lebih integratif,” jelasnya.
Bupati Banjar menyerahkan bantuan beberapa bibit tanaman seprti cabai, terong dan tomat kepada perwakilan Bhabinkabtibmas dan Babinsa.
Kepala Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD), Warsita mengatakan sudah siap dengan stackholder yang berkaitan dalam penanggulangan bencana.
“Yang sudah kita laksanakan yaitu kita membuat Tim Reaksi Cepat (TRC), satu hari hanya satu tim sehingga sekarang menjadi tiga tim yang terjun ke lapangan,” ungkapnya.
TRC yang di bentuk dalam satu tim terdiri dari 5 sampai 6 orang termasuk tim evakuasi dalam tim tersebut
Pemetaan rawan bencana sudah dilakukan melalui kajian-kajian meliputi Peramasan, Sungai Pinang, Pengaron, Mataraman, Martapura Barat, dan Martapura Timur.
“Saat terjadi banjir kita ada memiliki TRC yang baru terbentuk untuk memonitoring dan kita memiliki operator dilapangan sehingga terjadi bencana akan lapor ke pusdalops,” jelasnya.
Persiapan yang sudah dilakukan berupa perahu karet yang sudah ada 5 buah dan pihaknya mengajukan peroposal penambahan menjadi 35 buah.
“Kita melakukan kolabori dengan stackholder dan termasuk kementrian serta dinas terkait seperti PUPR, Balai Besar Sungai,” pungkasnya.