TERAS7.COM – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Banjarbaru menggelar peringatan maulid Nabi di Masjid Al-Baytar Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru pada Sabtu malam (9/11) yang lalu.
Peringatan Maulid Nabi dengan tema “Meneladani Akhlak dan Perjuangan Nabi Muhammad Saw” ini menghadirkan Ustadz Abu Zein Fardany.
Ustadz yang bernama asli Khairullah Zainuddin ini menyampaikan ada dua hal yang mengharuskan kita bergembira dengan keberadaannya, yaitu Ilmu dan Nabi Muhammad Saw.
“Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Surah Yunus ayat 58 : “Katakanlah, hanya dengan anugerah Allah dan rahmatNya hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira. Sementara dalam Tafsir Al-Alusi, menurut Ibn ‘Abbas yang dimaksud “anugerah Allah” adalah ilmu dan dimaksud dengan “Rahmat Allah” adalah Nabi Muhammad Saw. Karenanya tak salah bila kita bergembira memperingati kelahiran Nabi Muhammad Saw,” ujarnya.
Sosok Nabi Muhammad Saw adalah manusia paripurna yang bisa menjadi teladan bagi siapa saja yang ingin meraih kesuksesan, karena itu mahasiswa PMII mesti mengkaji sejarah hidup Nabi agar dapat meneladani Rasul terakhir ini.
“Sangat banyak kitab dan buku ditulis tentang sejarah hidup dan keteladanan Nabi Muhammad Saw dari berbagai perspektif”, kata pria jebolan Ma’had ‘Aly Darussalam Martapura.
Bahkan lebih jauh, pria yang juga pengurus PCNU Kabupaten Banjar yang sering menulis di berbagai media online ini untuk memotivasi aktifis PMII Banjarbaru untuk menulis tentang Nabi Muhammad Saw.
“Perintah pertama kepada Nabi Muhammad adalah membaca. Dalam perintah ini terkandung perintah menulis. Karena kalau tidak ada tulisan, apa yang dibaca? Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw, sebagai aktifis pergerakan, kita tidak harus frontal. Kadang kita maju, kadang diam, dan bahkan kadang harus mundur untuk melakukan sebuah lompatan”, terangnya.
Abu Zein Fardany juga menceritakan bagaimana Nabi Muhammad Saw membatalkan masuk ke Makkah untuk berhaji pada tahun 6 Hijriah dan menandatangani perjanjian Hudaibiyah.
“Sekilas isi perjanjian merugikan kaum Muslimin. Bahkan beberapa sahabat mengkritik, termasuk Umar bin Khattab. Namun ternyata keputusan Nabi Muhammad Saw dipandang Allah sebagai sebuah kemenangan. Sehingga turunlah wahyu surah Al-Fath. Terbukti dua tahun kemudian, 10.000 umat Islam memasuki bahkan membebaskan kota Makkah tanpa setetes darah pun yang tumpah. Bayangkan andai pada tahun 6 Hijriah itu Nabi Muhammad Saw mengikuti keinginan para sahabat yang tidak menerima perjanjian Hudaibiyah. Padahal jumlah umat Islam saat itu tidak mencapai 1.500, hanya sekira 1.400 lebih. Kiranya akan dihabisi oleh kaum kafir Quraisy”, cerita Abu Zein.
Sementara Ketua pengurus cabang PMII Kota Banjarbaru, Syafiq berharap agar semua kader PMII Banjarbaru agar dapat mengimplementasikan Akhlaq Rasulullah dalam Kehidupan sehari-hari.
“Melalui peringatan maulid ini, kita ingin kader PMII bisa meneladani Akhlak Rasulullah. Karena kegiatan ini sangat positif, kedepan kita berharap agar kegiatan Maulid Habsy ini sebagai kegiatan rutin bagi PMII Banjarbaru dan dapat dilaksanakan di Mesjid Al-Baytar setiap tahunnya,” ungkap Syafiq.