TERAS7.COM – Spanduk besar berukuran 3×2 meter terpampang jelas di depan salah satu kantor perusahaan pertambangan di KM 101, Kabupaten Tapin.
Usut punya usut, spanduk besar itu berisikan surat terbuka dari puluhan sopir angkutan batubara yang menyambangi kantor pertambangan tersebut.
Berdasarkan informasi, puluhan sopir angkutan batubara ini mulai berkumpul sejak Selasa (07/12/2021) pukul 17.00 WITA, dan sambil memasang memasang empat buah spanduk yang berisikan surat terbuka tersebut.
Adapun surat terbuka itu ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Panglima TNI, Gubernur Kalimantan Selatan, Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Kapolda Kalimantan Selatan, Danrem 101 Antasari, Bupati Tapin, Ketua DPRD Tapin, Kapolres Tapin, Dandim 1010 Tapin.
Kemudian, tertera juga tulisan di spanduk yang mengatakan “Kami mohon police line underpass KM 101 Antang Gunung Meratus DI BUKA KEMBALI, dikarenakan merugikan kami yang menggantungkan hidup disini, puluhan tongkang, ribuan truk, ribuan supir, ratusan mekanik, puluhan ribu orang yang bergantung dari aktivitas ini. TOLONG jangan jadikan kami pengangguran. TOLONG KAMI!!! Beras, lauk, Minyak Goreng Di Rumah sudah habis”.
Salah seorang warga yang juga sopir angkutan batubara, Sanun Sunarwanto mengatakan, alasan dibuatnya surat terbuka ini karena hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan dibukanya jalan houling KM 101.
Sambungnya, jalan houling KM 101 ini merupakan tempat mata pencaharian para sopir angkutan batubara, dan satu satunya hasil pendapatan selama bekerja bertahun-tahun.
“Hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan jalan houling akan dibuka, sehingga kami nekat membuat surat terbuka,” tegasnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, saat ini ada ribuan supir angkutan yang tidak bisa bekerja akibat penutupan jalan, karena ada 16 kode truk angkutan, dan setiap kode masing – masing 100 truk, sehingga total truk yang tidak bisa beroperasi sebanyak 1.600 truk, dan setiap truk biasanya ada dua orang sopir.
“Total 3.200 Sopir angkutan yang terdampak dan terancam pengangguran apabila jalan houling tidak segera dibuka,” ungkapnya.
Ia juga meminta kepada pihak terkait agar dapat segera membuka jalan, dan jangan melibatkan para sopir seperti ia dan yang lainnya apabila ada permasalahan perusahaan.
Karena menurutnya, para sopir murni hanyalah ingin bekerja dan mencari penghasilan, demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Kalau ada permasalahan antara perusahaan tolong jangan libatkan kami para supir, karena kami yang tidak tahu apa-apa!!! malah yang paling dirugikan,” pungkasnya.