TERAS7.COM – Kabupaten Banjar menjadi salah satu daerah yang mendapatkan program peremajaan sawit rakyat pada tahun 2020 silam.
Program ini sendiri merupakan bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian RI pada puluhan warga Kecamatan Cintapuri Darussalam yang memiliki kebun kelapa sawit rakyat untuk meremajakan perkebunan sawitnya.
Akan tetapi banjir yang melanda Kabupaten Banjar pada Januari 2021 yang lalu berdampak pada pelaksanaan program ini.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar, Dondit Bekti saat ditemui pada Senin (22/2).
“Dampak banjir ini salah satunya adalah hancurny lahan perkebunan yang mendapatkan program peremajaan sawit rakyat. Sudah hancur parah dan tak bisa diapa-apakan,” ungkapnya.
Bahkan lanjut Dondit, sebagian besar lahan tersebut masih terendam air banjir.
Namun pihaknya masih menunggu air benar-benar surut untuk melakukan pendataan keseluruhan mengenai kerugian program sawit rakyat yang sudah berjalan selama kurang lebih 8 bulan ini.
“Kita perkirakan 80 persen bibit sawit mati dan lahan yang hancur ini perlu ditreatment lagi misalnya dengan pemberian pupuk dan pemberian kapur 2 kg perbibit pohon. Kerugian ini sendiri sangat kami sayangkan, padahal programnya sudah 8 bulan berjalan,” katanya.
Total ada 90 hektar lahan program peremajaan sawit rakyat yang terdampak dengan kerugian sebesar 1,8 miliar rupiah, belum termasuk biaya pengolahan lahan.
“Kerugian ini termasuk pada kerugian di bidang perkebunan sawit, karet dan kopi yang dilaporkan berjumlah 13-14 miliar rupiah. Kita belum tahu apakah akan diganti tahun ini atau kapan, tapi proposalnya sudah kami ajukan saat kunjungan Menteri Pertanian beberapa waktu yang lalu,” ujarnya.
Namun kerugian ini hanya berdampak pada program peremajaan sawit saja, sementara perkebunan sawit rakyat yang sudah lama masih utuh walau terendam banjir.