Lebih dari 300 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terjangkit COVID-19 meski telah menerima dua dosis suntikan vaksin Sinovac, sebut Kementerian Kesehatan pada Kamis, di saat lonjakan kasus harian kembali tertinggi sejak Januari dengan lebih dari 12.600 orang terinfeksi virus corona.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan sebagian besar dari tenaga kesehatan yang terinfeksi COVID-19 di Kudus tidak mengalami gejala yang serius.
“Tidak ada nakes yang dilaporkan meninggal dunia di Kudus. Sebagian besar dari mereka menjalani isolasi mandiri,” kata Siti kepada BenarNews.
Data Kementerian Kesehatan per 15 Juni mencatat sebanyak 1,4 juta tenaga kesehatan telah mendapatkan suntikan kedua vaksin COVID-19 dari target 1,5 juta orang yang menjadi kelompok prioritas vaksinasi pemerintah. Para tenaga kesehatan menerima dosis Sinovac dengan efikasi hingga 65 persen.
Siti mengatakan, meski tingkat efikasi tidak setinggi vaksin lain yang saat ini telah hadir di Indonesia yakni AstraZeneca dan Sinopharm, namun Sinovac tetap ampuh memberikan perlindungan bahkan untuk varian baru COVID-19.
“Sinovac masih efektif untuk melawan varian-varian baru,” katanya.
Kudus menjadi satu dari sembilan kota/kabupaten di Indonesia yang menjadi zona merah pasca-lonjakan kasus di atas 100 persen buntut dari mobilitas warga saat libur Idulfitri, pertengahan Mei. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di Kudus mencapai 94 persen, per Rabu.
Selain Kudus, Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur juga mengalami lonjakan kasus di atas 700 persen dan menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur di Kota Surabaya meningkat hingga 63 persen akibat kedatangan pasien rujukan dari kabupaten di Pulau Madura itu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Senin, mengatakan lonjakan kasus di Kudus dan Bangkalan melibatkan varian Delta atau B1617.2 yang terdeteksi pertama kali di India.
Kementerian per Kamis, telah mendeteksi 104 kasus COVID-19 varian Delta yang di antaranya 75 kasus berada di Jawa Tengah, 20 di DKI Jakarta, tiga di Kalimantan Tengah, tiga di Kalimantan Timur, dan tiga lainnya di Sumatra Selatan.
Satu kasus varian Beta atau B.1351 ditemukan di Bali dan 13 varian Alpa atau B.117 ditemukan di Jawa Barat, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, dan Kalimantan Selatan.
Siti mengatakan pemerintah akan meningkatkan cakupan vaksinasi untuk memberikan perlindungan maksimal kepada masyarakat atas sebaran tiga varian mutasi virus itu. “WHO juga sudah meminta kita untuk mempercepat program vaksinasi,” kata Siti.
Hasil kajian cepat Kementerian Kesehatan perihal efektivitas Sinovac terhadap 128.290 tenaga kesehatan yang dirilis Mei 2021, menunjukkan vaksin buatan farmasi Cina itu efektif mencegah kematian akibat COVID-19 hingga 98 persen di hari ke-28 hingga ke-63 setelah penyuntikan dosis kedua.
Vaksin ini juga menurunkan risiko perawatan di rumah sakit hingga 96 persen, sebut Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes, Pandji Dhewantara, dikutip dari laman resmi Kemenkes. Namun, Kemenkes juga menyinggung adanya keterbatasan dalam studi mereka salah satunya terkait inakurasi waktu terjadinya sakit yang sesungguhnya.
‘Tindakan mendesak’