TERAS7.COM – Sebelumnya, pada pembukaan acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) STMIK Banjarbaru, Walikota Banjarbaru melakukan telekonferensi dengan para mahasiswa baru. Kini, pada hari Rabu (28/8) kegiatannya masih berlanjut dan menghadirkan Sekdakot Banjarbaru, H. Said Abdullah.
Kehadiran Sekdakot Banjarbaru tersebut untuk menyampaikan meateri tentang ‘Pembinaan Gerakan Nasional Revolusi Mental, Indonesia Melayani, Bersih, Tertib, Mandiri dan Bersatu’ kepada para mereka.
Seusai menyampaikan materi dihadapan ratusan mahasiswa baru STMIK Banjarbaru tahun akademik 2019/2020, H. Said Abdullah mengatakan bahwa gerakan nasional revolusi mental merupakan gerakan untuk merubah mental orang-orang untuk menjadi lebih bersih, melayani, mandiri, dan juga bersatu.
Ia menyebutkan bahwa masih banyak dijumpai orang-orang yang suka dilayani tetapi tidak ingin melayani dan juga masih suka korupsi.
Said Abdullah menerangkan, jikalau tujuan sekolah atau kuliah ingin mendapatkan selembar ijazah, maka ke depan nantinya akan menjadi masalah. Dengan menginginkan ijazah saja, maka dia tidak akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sebab mentalnya untuk mencari ijazah (pekerjaan).
Sebaliknya, kata Said Abdullah, jikalau niatnya kuliah untuk mencari ilmu, maka ia akan rajin belajar dan mengisi waktu dengan hal-hal yang bersifat positif, baik di kampus maupun di rumah, sehingga mentalnya terbentuk menjadi mental menciptakan lapangan pekerjaan.
“Pemerintah Kota Banjarbaru sendiri di bawah Kesbangpol telah membuat gugus-gugus tugas. Jadi ada gugus tugas bersih, mandiri, melayani,” ujarnya.
Ia mengharapkan dengan adanya gerakan nasional revolusi mental ini akan ada perubahan mendasar, tentu dengan adanya catatan terus dilakukan secara berkelanjutan atau konsisten.
Sementara itu, Ir Yulia Yudihartanti, Ketua Pelaksana PKKMB 2019 STMIK Banjarbaru menyampaikan bahwa materi yang disampaikan Sekdakot Banjarbaru cukup bagus. Meskipun tidak semua materi dapat disampaikan, karena adanya keterbatas waktu.
“Jadi beliau perlu memotong-motongnya (memangkasnya), materi mana saja yang perlu disampaikan dan materi mana saja yang perlu cepat diimplementasikan,” ujarnya.
Yulia berharap nantinya mahasiswa yang lulus 4 tahun ke depan mentalnya benar-benar sudah direvolusi, sesuai dengan materi yang disampaikan tentang revolusi mental.