TERAS7.COM – Puluhan kapal nelayan tampak sandar di sebuah sungai kecil diantara pohon rambai dan nipah.
Sementara masih di tepi sungai yang sama ratusan jerigen berukuran besar mulai dari ukuran 20 liter berjejer rapi di sepanjang bibir sungai.
Inilah pemandangan rutin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan, atau yang dikenal dengan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Nely Karina Puteri, sebuah SPDN yang melayani kebutuhan Solar bagi nelayan di desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten tanah laut.
Desa Pagatan Besar ini hanya salah satu desa di ujung pesisir Kabupaten Tanah Laut yang penduduknya adalah nelayan.
Setiap hari aktivitas masyarakatnya adalah melaut.
Di desa ini tidak kurang ada 150 nelayan baik kapal besar maupun kecil yang berjuang di tengah laut untuk menangkap ikan.
Sementara solar menjaid kebutuhan penting bagi nelayan untuk bisa mencari nafkah.
Salah seorang nelayan Isrofi mengaku sangat terbantu dengan adanya SPDN ini.
Karena dirinya bersama nelayan lain bisa mendapatkan BBM jenis solar dengan harga subsidi yakni Rp. 5.150 rupiah per liter.
Jauh lebih murah jika mereka harus mebeli di pengecer yang bisa mencapai Rp. 7.000 rupiah per liternya.
“Kebutuhan melaut untuk satu kapal dalam satu bulan bisa mencapai 700 liter bisa dihitung berapa biaya yang harus kami keluarkan jika di desa kami tidak ada SPDN seperti ini. Jadi kami para nelayan ini bisa dikatakan hidup dari solar.” Ungkap Isrofi, Kamis (28/10).
Diakui Isrofi kebutuhan solar mereka sebenarnya masih jauh dari ketersediaan yang diberikan Pertamina ke SPDN. Akibatnya mereka masih harus membeli solar tambahan dari pengecer di luar desa mereka.
“Kami berharap seiring meningkatnya kebutuhan solar oleh nelayan, Pertamina juga memperhatikan agar ada penambahan solar untuk kami. Karena SPDN ini sangat membantu kami yang hidup dari melaut sementara solar sudah menjadi kebutuhan pokok kami. “ pungkas Isrofi.
Pemilik SPDN Nely Karina Puteri- Bahruddin mengakui keluhan nelayan terkait kurangnya suplai solar untuk nelayan ke SPDN miliknya.
Menurut Bahruddin dalam satu bulan pihaknya mendapatkan 40 Kilo liter (KL) BBM jenis Solar sementara kebutuhan nelayan menurut perhitungannya mencapai 70 KL.
“Harapan kami sebagai pemilik SPDN dan juga harapan nelayan adalah adanya penambahan kuota untuk SPBN kami. Mengingat kebutuhan nelayan jauh lebih banyak dari kuota yang disalurkan selama ini.” Jelas Bahruddin.
Meski demikian Bahruddin juga mengaku sangat berterimakasih dengan pihak Pertamina yang selama ini memberikan kuota BBM bersubsidi untuk nelayan.
Hal ini sangat membantu nelayan Pagatan Besar dalam mengurangi biaya menangkap ikan di laut.
“Yang saya sampaikan ini juga kepentingan nelayan. Kami yakin Pemerintah sangat memperhatikan nasib nelayan apalagi di tengah situasi covid 19 saat ini dimana beban ekonomi semakin tinggi sedang SPDN menjadi sarana untuk distribusi BBM bersubsidi untuk nelayan” Kata Bahruddin.
Sementara Area Manager Comm Relation & CSR PT. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Sub Holding Pertamina Commercial & Trading- Susanto August Satria menjelaskan, Pertamina dalam menyalurkan Solar subsidi (Solar JBT/ Jenis bahan bakar tertentu) sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh regulator yakni Pemerintah dan BPH Migas.
Sementara untuk permintaan penambahan kuota bisa dikomunikasikan kepada regulator.
“Kami mengimbau untuk masyarakat yang mampu, agar menggunakan solar non subsidi seperti dexlite atau pertamina dex yang telah tersedia di SPBU. Karena solar JBT ini merupakan BBM subsidi yang penggunaannya harus tepat sasaran untuk sektor-sektor tertentu seperti nelayan sehingga diperlukan pengawasan dari berbagai pihak agar kuota mereka tidak terganggu” tutup Susanto.