TERAS7.COM – Pasokan oksigen yang terbatas beberapa waktu terakhir akibat meningkatnya jumlah pasien Covid-19 tak hanya berdampak pada bidang kesehatan saja.
Yang terdampak lain diantaranya adalah budidaya ikan air tawar, khususnya pembudidaya ikan nila yang kesulitan mendapatkan oksigen cair.
Hal ini diungkapkan Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Air Tawar Kayuh Baimbai, Lutfi saat ditemui awak media di Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar pada Senin sore (9/8/2021).
Warga Desa Jingah Habang Ilir, Kecamatan Karang Intan ini menjelaskan pasokan oksigen diperlukan oleh pembudidaya untuk pengiriman benih ikan nila ke luar daerah seperti Kalimantan Tengah.
“Dengan pasokan oksigen yang terbatas, bahkan tidak oksigen yang kami dapatkan selama sebulan ini mempengaruhi kami pembudidaya ikan, karena tak bisa mengirim benih ikan ke luar daerah,” ujarnya.
Hal tersebut kata Lutfi berpengaruh terhadap pendapatan para pembudidaya ikan, karena itu pihaknya bekerjasama dengan Diskan Banjar meminta rekomendasi agar bisa mendapatkan oksigen.
“Kami meminta rekomendasi dari Diskan Banjar, agar kami bisa mendapatkan oksigen saat mendatangi agen penyedia oksigen. Mudahan dengan adanya rekomendasi ini mudahan kebutuhan oksigen kami bisa terpenuhi,” ujarnya.
Setiap bulan biasanya lanjut Lutfi pihaknya memerlukan 8 tabung oksigen per bulan, tapi di tengah situasi pandemi ini pihaknya tak mempermasalahkan mendapatkan berapapun.
“Sejak 2005 sampai sekarang, baru sebulan ini kita tidak mendapatkan oksigen. Ada sih dari luar yang menawarkan, mulai dari 500 ribu sampai 1 juga per tabung, tapi saat kita datangi tidak ada. Karena itu kita berharap dengan bantuan dari Diskan Banjar ini,” terangnya.
Sementara itu Kepala Diskan Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly mengakui kelangkaan pasokan oksigen karena sangat dibutuhkan saat ini di sektor kesehatan.
“Namun tidak hanya sektor kesehatan saja, sektor ekonomi juga sangat terdampak khususnya di sektor perikanan yang diperlukan untuk distibusi benih dan pengiriman ikan segar seperti nila yang menjadi produk dari Kabupaten Banjar,” ungkapnya.
Sehingga pihaknya melakukan langkah-langka kolaborasi dengan dinas terkait untuk meminta kouta oksigen untuk sektor perikanan jika memungkinkan.
“Kami minta kalau misalnya ada stok yang tidak terpakai dari sektor kesehatan, mohon untuk di sektor perikanan khususnya pembudidaya ikan kami juga di fasilitasi agar kegiatan usaha ini tetap berjalan, paling tidak mendekati normal,” katanya.
Apalagi distribusi ikan segar sangat memerlukan oksigen, akan tetapi pihaknya tak memaksakan karena kondisi darurat ini pasti mengutamakan keselamatan masyarakat di kesehatan.
Dalam rekomendasi yang diberikan Diskan Banjar ini menerangkan pembudidaya yang bersangkutan adalah benar pelaku usaha di bidang perikanan.
“Soal jumlahnya kami serahkan kepada yang berwenang untuk menentukan apakah bisa dibantu atau tidak. Kami cuma merekomendasikan dan memastikan bahwa yang bersangkutan adalah pelaku usaha di sektor perikanan, khususnya adalah perbenihan dan pembesaran di ikan nila, karena yang memerlukan oksigen untuk kegiatan produksi dan distribusi,” jelas Riza Dauly.