TERAS7.COM – Langkanya pasokan oksigen akibat meningkatnya kasus Covid-19 beberapa waktu belakangan juga berdampak ke sektor ekonomi yang lain seperti sektor perikanan.
Oksigen sendiri diperlukan untuk distribusi ikan air tawar seperti ikan nila ke daerah yang cukup jauh, seperti yang dilakukan pembudidaya ikan di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Kecamatan Karang Intan yang berada di aliran Sungai Riam Kanan terkenal sebagai sentra penghasil ikan air tawar dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA).
Namun kelangkaan oksigen yang terjadi kini sudah mulai teratasi dengan adanya pasokan oksigen dari agen penyedia setelah pembudidaya mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar.
Kasi Pelayanan Desa Sungai Alang, Anas Shaufi saat ditemui awak media pada Selasa (10/8/2021) mengungkapkan masyarakat berterima kasih atas rekomendasi dari Diskan Kabupaten Banjar.
“Alhamdulillah saat ini kami sudah mendapatkan suplai oksigen dari agen walaupun terbatas melalui rekomendasi dari Kepala Diskan Banjar Alhamdulillah yang sangat diperlukan itu untuk membawa bibit ikan ke luar daerah,” ungkapnya.
Sementara untuk membawa ikan segar yang sudah panen hingga ke luar daerah jika tak ada oksigen, pihaknya masih bisa menyiasati dengan menggunakan es.
Pria yang juga memiliki KJA di Desa Sungai Alang ini menambahkan oksigen yang diberikan sendiri terbatas, pihaknya hanya mendapatkan 2 tabung.
“Tapi kalau sudah habis, kami langsung ambil lagi 2 tabung,” ujarnya.
Bantuan ini lanjut Anas Shaufi sangat berarti bagi pembudidaya ikan, karena pada 2019 yang lalu warganya sempat terdampak matinya jutaan ikan dan pada awal 2021 yang lalu terkena musibah banjir besar.
“Banjir tersebut berdampak besar, jika di Desa Sungai Alang saja ada 250 KJA, setelah adanya banjir hanya tersisa kurang lebih 50 KJA dengan total kerugian sekitar 3 miliar rupiah,” terangnya.
Sebelumnya Kepala Diskan Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly mengakui ada kelangkaan pasokan oksigen karena masih di prioritaskan untuk sektor kesehatan.
“Namun kelangkaan pasokan oksigen ini tidak hanya sektor kesehatan saja, sektor ekonomi juga sangat terdampak khususnya di sektor perikanan yang diperlukan untuk distibusi benih dan pengiriman ikan segar seperti nila yang menjadi produk dari Kabupaten Banjar,” ungkapnya.
Sehingga pihaknya melakukan langkah-langka kolaborasi dengan dinas terkait untuk meminta kouta oksigen untuk sektor perikanan jika memungkinkan.
“Kami minta kalau misalnya ada stok yang tidak terpakai dari sektor kesehatan, mohon untuk di sektor perikanan khususnya pembudidaya ikan karena distribusi ikan sangat memerlukan oksigen. Sehingga kami juga minta di fasilitasi agar kegiatan usaha ini tetap berjalan, paling tidak mendekati normal,” katanya.
Akan tetapi pihaknya tak memaksakan karena kondisi darurat ini pasti mengutamakan keselamatan masyarakat di kesehatan.
Rekomendasi yang diberikan Diskan Banjar ini menerangkan pembudidaya yang bersangkutan adalah benar pelaku usaha di bidang perikanan.
“Soal jumlahnya kami serahkan kepada yang berwenang untuk menentukan apakah bisa dibantu atau tidak. Kami cuma merekomendasikan dan memastikan bahwa yang bersangkutan adalah pelaku usaha di sektor perikanan, khususnya adalah perbenihan dan pembesaran di ikan nila, karena yang memerlukan oksigen untuk kegiatan produksi dan distribusi,” jelas Riza Dauly.