TERAS7.COM – Menurunnya debit air Sungai Riam Kanan beberapa waktu terakhir membuat pembudidaya ikan air tawar di Kecamatan Karang Intan mengeluh.
Salah satunya adalah pembudidaya ikan air tawar dengan Keramba Jala Apung (KJA) yang ada di Desa Sungai Alang, Kecamatan Karang Intan.
Kasi Pelayanan Desa Sungai Alang, Anas Shaufi saat ditemui awak media pada Selasa (10/8/2021) mengungkapkan menurunnya debit air ini sangat berpengaruh.
“Menurunnya debit air Sungai Riam Kanan selama 4 hari ini sangat berpengaruh pada budidaya ikan, karena membuat nafsu makan ikan berkurang dan bisa mengakibatkan ikan mati,” katanya.
Nafsu makan ikan yang menurun akibat turunnya debit air ini juga diakibatkan aliran air sungai berkurang sehingga kadar oksigen turun yang berakibat matinya ikan.
Menanggapi turunnya debit air sungai ini, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar.
“Alhamdulillah pagi tadi Kepala Dinas langsung cepat tanggap dan hadir ke desa kami, kemudian berkoordinasi dengan Kepala Irigasi sehingga Bendungan Karang Intan sudah dibuka saat ini dan mengalir deras,” ungkapnya.
Walaupun sudah dibuka, namun nafsu makan ikan yang menurun akibat debit air yang berkurang ini kata Anas Shaufi membuat waktu pembudidayaan ikan menjadi lebih lama dari sebelumnya.
“Kalau debit air terus menerus seperti ini, waktu pembudidaya ikan yang biasanya bisa dipanen selama 4 bulan, bisa menjadi diatas 5 bulan lebih karena kita harus mengurangi jumlah pakan ikan. Jika dipaksakan, ikan bisa mati,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly mengungkapkan menurunkan debit air Sungai Riam Kanan ini karena debit air Waduk Riam Kanan sedang menurun.
“Kita mendapatkan informasi dari Manajer PLN Kalselteng bahwa saat ini debit air di Waduk Riam Kanan saat ini menurun, sehingga hanya satu pintu yang dioperasikan untuk memproduksi listrik untuk penghematan sehingga debit air yang turun pun tidak seperti biasanya,” jelasnya.
Pihaknya juga telah mendapatkan laporan dari pembudidaya ikan terkait penurunan debit air di Sungai Riam Kanan yang dapat mengancam kematian jutaan ikan seperti tahun 2019 yang lalu.
Selain itu lanjut Riza Daulu pihaknya sudah menyampaikan himbauan kepada pembudidaya ikan sejak Mei 2021 yang lalu untuk mengambil antisipasi menghadapi musim kemarau.
“Sekarang sudah masuk musim kemarau, walau masih hujan atau kemarau basah, sehingga perlu pembudidaya ikan melakukan langkah-langkan strategis untuk menghindari kematian ikan sehingga kerugian dapat diantisipasi,” katanya.
Diantaranya adalah melakukan pengaturan penebaran benih hingga mengatur siklus panen serta pemberian vitamin, probiotik dan menjaga kebersihan lingkungan di area budidaya agar tidak berdampak besar pada usaha pembudidayaan ikan.
“Kami khawatir kejadian tahun 2019 yang lalu bisa terulang lagi, karena itu kami berikan himbauan terlebih dahulu. Mudah-mudahan kawan-kawan sudah bisa memanen ikan yang sudah memasuki usia panen, kemudian memindahkan bibit ikan ke tempat yang lebih aman apabila memang kondisi sudah tidak memungkinkan lagi untuk berbudidaya di dalam karamba,” pesan Riza Dauly.