TERAS7.COM – Sebanyak 30 aktivis 98 Kalimantan Selatan melakukan konsolidasi menghadapi rembuk aktivis 98 Nasional dalam rangka memperingati 20 tahun reformasi, yang akan digelar di Monas Jakarta pada tanggal 07 Juli mendatang.
Dalam pertemuan konsolidasi aktivis 98 Kalimantan Selatan yang bertempat di Monlight Cafe Banjarbaru, Minggu (24/06). Mereka bersepakat untuk membawa isu lokal Kalimantan Selatan pada pertemuan nasional tersebut.
Koordinator rembuk aktivis 98 Nasional Kalimantan Selatan, Murjani menyampaikan, pertemuan para aktivis 98 dalam acara rembuk Aktivis 98 dengan mengangkat tema rakyat melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme yang dilaksanakan di monas dihadiri lebih dari 50 ribu aktivis yang berasal dari seluruh daerah yang ada di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, para aktivis Kalsel akan membawakan isu lokal untuk disampaikan dari hasil evaluasi, baik itu tentang penegakan hukum, pengelolaan sumber daya alam, korupsi, sosial dan pembanguan Kalimantan Selatan.
“Setidaknya, Kalsel harus mengangkat isu banua, kita akan merapatkan kembali untuk menyepakati isu apa yang akan kita angkat, baik isu lokal atau isu nasional,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, aktivis Kalsel akan memberangkatkan dengan minimal 50 orang dari 14 elemen yang hadir pada konsolidasi hari ini.
Berry Nahdian Furqan selaku Stering Commite menilai, faham intoleransi dan radikalisme sudah menyebar luas dikalangan masyarakat Indonesia, baik dengan mengatas namankan agama, suku dan ras yang berujung pada tindakan faham terosisme.
Menyikapi hal itulah aktivis 89 dengan mengangkat tema besar sebagai acuan untuk bersama sama dengan masyarakat memerangi faham yang berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Faham-faham ini harus kita lawan, dan kita akan mengembalikan Indonesia pada cita-cita mulianya untuk menjaga keutuhan perdamaian,” terangnya.
Berry juga menambahkan, tidak hanya itu dari pandangan para aktivis wabah faham ini juga sudah meluas di banua Kalimantan Selatan, media sosial salah satu indikator.
Banyak sekali masyarakat awam Kalimantan Selatan bahkan kaum terdidik yang menilai dan dengan mudahnya menyalahkan orang lain tanpa mengetahuinya lebih jauh.
“Bisa dilihat pada tema-tema kajian yang juga memunculkan sikap-sikap intoleransi dan dan sikap pramodial kesukuan dan kelompok sudah mulai berkumpul. kalau tidak difahami dengan bagus maka ini akan sangat mengancam kerukunan bermasyarakat,” tambahnya.
Ia berharap, rembuk aktivis 98 bisa membuahkan hasil yang baik untuk indonesia, hidup rukun dengan kekayaan alamnya dan berdamai dengan suku rasnya yang menjadi andalan.